Beginilah Hizbut
Tahrir dalam situsnya memfitnah saudaranya sesama muslim, menjatuhkan,
merusak nama baik demi kepentingan kelompoknya. Sikut sana sikut sini,
serasa tidak berdosa dan merasa benar sendiri. Artikel lengkapya silahkan baca dibawah ini, ini yang mereka tulis dalam situsnya, tidak saya kurangi atau saya lebihkan tulisannya:
-----------------------------------------------------------
Sudah hampir delapan belas bulan setelah jatuhnya Mubarak, AS
berhasil menembus revolusi Mesir melalui para anteknya di Dewan
Tertinggi Angkatan Bersenjata, dan melucuti senjata Ikhwanul Muslimin.
Dengan demikian, AS berhasil menjaga rezim yang loyalitas pada AS dengan
selamat, hanya sedikit saja menderita kerugian.
Dalam hal ini, AS menggunakan cara yang sama dengan model yang
dipraktekkan di Yaman, di mana Barat bekerja untuk mempertahankan rezim
Shaleh. Dan seperti itu pulalah yang dilakukan pada rezim Mesir saat
ini, yang tidak menghasilkan apa-apa selain menggulingkan Mubarak dari
kekuasaan. Berdasarkan hal ini, maka pengumuman Ikhwanul Muslimin atas
kemenangan Mursi dalam pemilihan presiden hanyalah pengumuman kosong dan
naif.
Selama setahun yang lalu Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata, yang
merupakan peninggalan periode Nasiriyah, mampu menipu rakyat Mesir,
menjinakkan oposisi yang terbelah, menjaga dominasi penuh semua urusan
Mesir, dan terus mempertahankan hegemoni AS di kawasan itu. Pencalonan
Shafiq sebagai presiden, pembebasan anak-anak Mubarak, dan pengumuman
Mahkamah Agung tentang pembubaran parlemen, adalah sebagian dari
tindakan yang jelas, yang ditempuh oleh para jenderal militer untuk
menjamin Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata tetap mengendalikan
kekuasaan. Namun, tindakan yang paling berani dari semua manuver politik
itu, adalah tindakan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata yang
mengeluarkan dekrit, yang membatasi kekuasaan presiden.
Perilaku tersebut akan memberikan kepada para jenderal militer
dominasi penuh atas semua masalah sipil dan legislasi. Dengan kata lain,
bahwa hal tersebut merupakan bentuk penyerahan penuh untuk penulisan
(pembuatan) konstitusi negara berdasarkan tolok ukur para pemimpin
militer. Sungguh, dekrit ini benar-benar telah memberikan Dewan
Tertinggi Angkatan Bersenjata hak untuk menunjuk para anggota majelis
penulisan (pembuatan) konstitusi, serta untuk campur tangan dalam
perumusan pasal dan mengajukan keberatan atas usulan undang-undang
apapun yang mempengaruhi kepentingan para jenderal militer.
Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata tidak akan memiliki keberanian
untuk melakukan kudeta militer terhadap rakyat Mesir, sekiranya tidak
ada oposisi Islam. Sementara, oposisi Islam tidak pernah satu suara
meski hanya sehari, dan yang terjadi justru pententangan dalam dirinya
yang terus mewarnai perjalanannya, itu semua dalam upaya untuk
menyenangkan Barat, militer, non-Muslim dan kaum Muslim di Mesir.
Partai-partai Islam tidak mampu mengekspresikan dengan jelas pandangan
mereka, khususnya terkait hubungan antara Mesir dengan AS dan “Israel”,
serta peran hukum Islam dalam masyarakat, sistem pemerintahan, dan
bagaimana memperlakukan non-Muslim. Dan karena mereka terlalu berusaha
untuk menenangkan Barat, akibatnya mereka lupa untuk bertakwa kepada
Allah SWT yang berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (TQS. Ali Imran [3] : 102).
Dan firman-Nya: “Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki semua amalan
kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa menaati Allah
dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar.” (TQS. Al-Ahzab [33] : 70-71).
Karena mereka berupaya untuk tampil lebih liberal di hadapan Barat,
akibatnya oposisi Islam kehilangan kepercayaannya dari rakyat Mesir, dan
banyak orang sekarang melihat kemunafikan dalam semua aktivitasnya, dan
mereka mulai menjauh darinya. Dalam hal ini, bukan kaum Muslim kelas
biasa saja satu-satunya yang kecewa, namun mereka yang berada di barisan
gerakan-gerakan ini, terutama para aktivisnya juga kecewa dengan sikap
para pemimpin mereka. Allah SWT berfirman: “Apakah kalian tidak
memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa
yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?
Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah
mengingkari thaghut itu. Sedangkan syaitan bermaksud menyesatkan mereka
dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (TQS. An-Nisa’ [4] : 60).
Namun, hal-hal terburuk bagi oposisi Islam adalah kepatuhannya yang
buta terhadap proses pemilu demokratis, sementara itu ia tetap diam
tentang tindakan yang dilakukan oleh Dewan Tertinggi Angkatan
Bersenjata.
Seharusnya partai-partai Islam di Mesir itu sadar bahwa tidak mungkin
untuk membawa Islam itu sampai pada kekuasaan melalui partisipasi dalam
sistem kufur, atau melalui negosiasi dengannya. Banyak contoh dalam
sejarah modern, bahwa partai-partai Islam gagal total untuk membawa
Islam itu sampai pada kekuasaan melalui partisipasi dengan kekufuran,
misalnya Front Keselamatan Islam (FIS) di Aljazair pada tahun 1991, dan
eksploitasi koalisi partai-partai Islam (MMA) oleh Musharraf pada tahun
2002, keduanya adalah contoh yang sangat telanjang dalam hal ini.
Satu-satunya cara bagi kaum Muslim di Mesir untuk menyingkirkan
tirani Barat dan para anteknya adalah melalui pembentukan kembali sebuah
negara Islam. Oleh karena itu, partai-partai Islam wajib memobilisasi
semua kekuatannya bersama dengan kaum Muslim di Mesir, serta bekerja
sama dengan para perwira yang mukhlis di militer Mesir untuk mendirikan
kembali Khilafah Rasyidah dan membaiat Khalifah yang akan memerintah
berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (TQS. Al-Hajj [22] : 40). [Abu Hasyim Punjabi].
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 22/6/2012.