Beginilah Hizbut
Tahrir dalam situsnya memfitnah saudaranya sesama muslim, menjatuhkan,
merusak nama baik demi kepentingan kelompoknya. Sikut sana sikut sini,
serasa tidak berdosa dan merasa benar sendiri. Artikel lengkapya silahkan baca dibawah ini, ini yang mereka tulis dalam situsnya, tidak saya kurangi atau saya lebihkan tulisannya:
--------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم
Wahai Orang-Orang yang Berlomba dalam Keburukan,
Tidak Adakah di Antara Kalian Seorang pun yang Cerdas?!
Tidak Adakah di Antara Kalian Seorang pun yang Cerdas?!
BULETIN AL-ISLAM EDISI 361
Bukankah
merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, ketika Fatah yang
telah menjadi tambatan harapan masyarakat untuk membebaskan Palestina
secara menyeluruh, ternyata perannya hanya berhenti sebagai pemerintah
di bawah pendudukan di Tepi Barat yang tidak memiliki daya, kekuatan,
dan kedaulatan sedikit pun? Anehnya, Fatah berpesta dan meneriakkan
nyanyian karena telah berhasil menghalangi Hamas dan milisinya dari
sejumlah wilayah yang menjadi kekuasaannya. Padahal seharusnya Fatah
menghalangi tentara Yahudi agar tidak bisa menerobos dan berjalan-jalan
di wilayah yang menjadi kekuasaannya.
Bukankah
juga merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, ketika Hamas,
yang telah menjadi tambatan harapan masyarakat untuk membebaskan
Palestina secara menyeluruh, ternyata perannya berhenti hanya sebagai
pemerintah di bawah pendudukan di Gaza yang juga tidak memiliki daya,
kekuatan, dan kedaulatan sedikit pun? Anehnya, Hamas menunaikan shalat
sebagai wujud syukur kepada Allah karena telah berhasil membebaskan Gaza dari tangan Fatah dan milisinya. Padahal seharusnya Hamas membebaskan Gaza dari kekuasaan dan politik Yahudi yang terus mencengkeram Gaza dengan penuh rasa permusuhan, baik pagi maupun petang.
Bukankah
merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, ketika kedua
kelompok tersebut justru mewujudkan apa yang tidak mampu diwujudkan oleh
entitas Yahudi itu sendiri, dengan memproklamirkan secara terbuka dan
terang-terangan pemisahan Tepi Barat dan Gaza; bukan hanya sekadar nama,
tetapi secara nyata, dengan gambar dan wujud fisik?
Bukankah
juga merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, bahkan lebih
besar dari sebuah skandal, ketika darah-darah suci penduduk Palestina
tumpah di tangan orang yang mengumumkan diri—sebagai satu kebohongan
atau penipuan—berjuang dalam rangka melindungi darah penduduk Palestina?
Wahai Kaum Muslim:
Sudah
jelas bagi siapa pun yang masih bisa melihat, bahwa dengan
penandatanganan Kesepakatan Makkah, jebakan yang dialamatkan kepada
Hamas untuk terlibat dalam Pemilu dan dipermudah kemenangannya, serta
menerima pemerintahan di bawah pendudukan, telah membuahkan hasil!
Tujuan disatukannya kelompok islami dengan kelompok sekular dalam satu
kesepakatan, berdasarkan keputusan internasional berkaitan dengan
masalah Palestina, yang kemudian semuanya sepakat terhadap adanya
entitas Yahudi di Palestina tahun 1948, adalah agar masalahnya berubah
menjadi masalah kewilayahan yang diduduki pada tahun 1967. Ketika
perubahan masalah tersebut terjadi melalui keputusan penduduk Palestina,
baik melalui pemimpin mereka dari kalangan sekular maupun islami,
seluruh faksi di Palestina kemudian menyetujui kesepakatan itu. Tidak
ada faksi yang menolak kecuali al-Jihâd al-Islâmî, yang menolak kesepakatan tersebut secara menyeluruh, dan Front Rakyat (al-Jabhah asy-Sya’biyah) yang menolak secara parsial.
Pengumuman
Kesepakatan Makkah (Februari 2007) merupakan penyempurnaan dari
pengumuman Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Aljazair (Oktober
1988). Dalam pengumuman itu, PLO di bawah pimpinan Fatah menyetujui,
bahwa masalah Palestina direduksi hanya pada isu kewilayahan yang
diduduki pada tahun 1967. Karena pihak yang menandatangani persetujuan
tersebut pada waktu itu adalah kelompok sekular, maka mereka membutuhkan
tanda tangan dari kelompok islami. Ini berhasil diwujudkan dalam
Kesepakatan Makkah. Kesepakatan Makkah itu sebelumnya diawali dengan
pertempuran antara Fatah dan Hamas. Ini tentu membuat masyarakat awam,
dari kalangan penduduk Palestina, menduga bahwa kesepakatan tersebut
bertujuan untuk menghentikan pertumpahan darah. Mereka lupa dengan
tujuan politik dari kesepakatan tersebut.
Juga
sangat jelas bagi siapa pun yang masih melihat, bahwa keberhasilan
Hamas menduduki tampuk pemerintahan telah menciptakan adanya dua
kepemimpinan di dalam pemerintahan. Satu pihak (Fatah) untuk Otoritas
(Palestina), satu lagi (Hamas) untuk Pemerintahan. Maksudnya adalah
untuk menyatukan dua kesepakatan yang ditandatangani, poin demi poin,
yang mewakili kelompok sekular dan islami. Amerika dan entitas Yahudi,
kedua-duanya jelas tidak menginginkan Hamas memiliki peranan yang real,
kecuali hanya menandatangani kesepakatan itu. Bahkan Amerika dan entitas
Yahudi ingin menggabungkan Hamas ke dalam PLO dengan perubahan yang
tidak menyentuh substansi. Tujuannya, agar pemimpin yang lebih menonjol
dan berperan adalah pemimpin Otoritas Palestina (Fatah). Asumsinya,
bahwa Eropa khususnya Inggris, menginginkan agar Hamas, yang merupakan
pemimpin pemerintahan, tetap memiliki peran di dalam otoritas Palestina
tersebut.
Titik
kritis Fatah di mata masyarakat adalah nafsu kekuasaannya yang sangat
besar melampaui batas. Sebaliknya, masyarakat memandang Hamas tidak
seperti itu. Karena itu, maka langkah pertama adalah menyatukan Hamas
dengan Fatah di sini. Dengan begitu, masyarakat pun menilai, bahwa
ambisi kekuasaan yang dimiliki Hamas juga sangat besar melebihi anggapan
yang ada selama ini. Ini untuk memudahkan kembalinya Otoritas Palestina
tersebut dalam satu pemimpin dan memudahkan penyatuan Hamas ke dalam
tubuh PLO, lalu masyarakat pun bisa menerima kembali masalah ini dengan
anggapan bahwa Hamas juga mempunyai ambisi kekuasaan yang sama dengan
PLO.
Wahai Kaum Muslim,
Wahai Penduduk Palestina:
Sudah
menjadi kebiasaan kaum kafir penjajah, bahwa untuk meraih semua
tujuannya, mereka harus merekayasa krisis sampai pada titik terjadinya
pertikaian, bahkan lebih dari itu. Begitulah kenyataannya. Sebagaimana
yang terjadi pada kasus pertikaian antara Fatah dan Hamas yang
sebelumnya, adalah untuk menyiapkan atmosfer penandatanganan Kesepakatan
Makkah sekaligus menjadi aksi untuk merelease kesepakatan
tersebut. Sebab, pertikaian tersebut membuat penduduk Palestina berpikir
keras untuk menghentikan pertikaian, dan akhirnya melupakan bencana
politik dari Kesepakatan Makkah itu. Pertikaian Fatah dengan Hamas
sekarang ini juga membuat mereka (penduduk Palestina) berada dalam
cengkeraman, karena milisi yang ada di bawah Fatah mengobarkan kekacauan
terhadap Hamas di Gaza. Hamas tidak menyelesaikannya dengan bersikap
sabar dan membongkar skenario tersebut kepada masyarakat. Hamas justru
membalasnya dengan melakukan pembunuhan dan menumpahkan darah sampai
menimpa para orang tua, wanita, dan anak-anak, bahkan pepohonan dan
batu, dalam sebuah pembantaian yang sangat keji. Mereka seolah lupa
dengan hadis Rasulullah saw. yang dituturkan Abdullah bin ‘Amru, bahwa
Nabi saw. bersabda:
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ
Sungguh, lenyapnya dunia ini lebih ringan bagi Allah daripada membunuh jiwa seorang Muslim (HR at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibn Majah; lafazh menurut at-Tirmidzi).
Sesungguhnya
tidak adanya kesadaran politik dalam tubuh Hamas, juga perjalanannya
yang tanpa disertai dengan kesadaran politik, itulah yang menyebabkan
Hamas terjerumus ke dalam krisis demi krisis; bahkan sampai pada titik
di mana mereka harus menumpahkan darah kaum Muslim yang tidak berdosa
dengan cara zalim dan penuh permusuhan. Namun, Hamas justru menganggap
dirinya melakukan kebaikan, bahkan untuk itu mereka melakukan sujud
syukur kepada Allah.
Sekarang Hamas telah menguasai Gaza
dan memiliki pemerintahan sendiri. Sebaliknya, penguasa (Fatah)
menguasai Tepi Barat dan menguasai pemerintahan. Keduanya akan
berlomba-lomba dalam keburukan dalam sebuah konflik, baik jangka panjang
maupun pendek. Semuanya itu justru demi kepentingan Yahudi yang ingin
mencabik-cabik apa yang masih tersisa dari Palestina dan menciptakan
sekat-sekat di tengah-tengah penduduknya dalam bentuk permusuhan dan
kebencian akibat pembunuhan yang terjadi. Apakah kaum Yahudi itu mampu
melakukan semuanya itu seandainya tidak menggunakan tangan-tangan para
pemimpin yang ada?!
Wahai Kaum Muslim,
Wahai Penduduk Palestina:
Sesungguhnya
Hizbut Tahrir menyerukan kepada orang-orang ikhlas yang masih ada, baik
di dalam tubuh Fatah maupun Hamas, agar mereka menutup kantor-kantor
Otoritas Palestina (Fatah) dan Pemerintah (Hamas) di bawah pendudukan
tersebut. Mereka sendirilah yang harus menindak langsung orang-orang
yang ikut andil hanya dalam perolehan kursi serta menyimpang dan jatuh
di dua wilayah pemerintahan, yaitu Gaza
dan Tepi Barat. Mereka juga harus bersikap di hadapan orang-orang
tersebut dengan sikap yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya—sebuah
sikap yang akan dituliskan cahaya untuk mereka, baik di dunia maupun di
akhirat. Hal itu akan menyelamatkan mereka dari kehinaan di dunia dan
siksa yang pedih di akhirat. Sebab, terus-menerus berada di panggung
sandiwara Otoritas Palestina (Fatah) dan Pemerintah (Hamas) yang berada
di bawah pendudukan yang didirikan di atas tengkorak kaum Muslim yang
terpenggal, nyawa kaum Muslim yang dihilangkan, dan darah-darah mereka
yang ditumpahkan, terus-menerus berada dalam kondisi seperti ini,
sungguh merupakan pengkhianatan kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang
Mukmin.
Sesungguhnya
kami menyeru dan terus menyeru orang-orang ikhlas yang masih ada, baik
dari kalangan Fatah maupun Hamas, agar mereka mengembalikan masalah ini
ke masalah asalnya, yaitu menghancurkan entitas Yahudi mulai dari
akar-akarnya dan mengembalikan Palestina secara menyeluruh sebagai
bagian dari negeri-negeri Islam. Jika mereka belum mampu mewujudkannya
saat ini, paling tidak, mereka harus tetap berada di parit-parit yang
telah mereka siapkan, dan bersikap teguh dalam posisi-posisi yang mereka
ambil. Semuanya itu agar menjadi jalan pembuka bagi pembebasan yang
pernah diwujudkan melalui tangan-tangan tentara Khalifah ar-Rasyid ‘Umar
yang telah membebaskannya pertama kali, melalui tentara Khalifah
an-Nashir al-‘Abbasiy di bawah panji Panglima Shalahuddin yang telah
membebaskan al-Quds dari tangan pasukan Salib, dan kelak melalui
tangan-tangan tentara pembebas yang akan membebaskan al-Quds untuk
terakhir kalinya:
Pada hari itu orang-orang Mukmin bergembira dengan pertolongan dari Allah (QS ar-Rûm [30]: 4-5).
3 Jumadil Akhir 1428 H
18 Juni 2007 M
HIZBUT TAHRIR
KOMENTAR AL-ISLAM
Barat Sangat Munafik Soal Pemanasan Global (Kompas, 26/06/07)
Kemunafikan memang merupakan ciri khas Barat sebagai pengusung Kapitalisme.