Saya miris ketika melihat lembar buletin HTI (Hizbut Tahrir
Indonesia) yang berjudul "Penguasa Hamas Menapaki Jejak Penguasa Fatah, Sejengkal Demi Sejengkal, Sehasta Demi Sehasta" pada edisi 462.
Saya berusaha berkhusnudhon saat membaca buletin tersebut. Tetapi
lama kelamaan kok yah gerah juga dengan serangan-serangan HT yang selalu
mendiskriditkan umat Islam yang lainnya. Pada suatu kalimat didapati
kata "Fatah Dan Hamas tidak mencerminkan Islam dan kaum Muslim",
ini sebuah ke su’udhanan yang sangat membuat hati miris. Sekelas sebuah
gerakan Islam international tetapi tidak mempunyai etika dalam
mengingatkan dengan cara yang baik, bahkan disuatu kalimat yang membuat
hati ini berdesir atas kelakuan penulis buletin itu "Keduanya hanyalah sekelompok kecil dari rombongan kafilah yang menyimpang dari jalan", sikap su’udhan yang sangat akut!
Setiap organisasi mempunyai kebijakan masing-masing, apalagi setaraf
organisasi Islam. Maka mereka mempunyai legitimasi sendiri atas
ke-organisasian yang dibentuk. Dan mereka mempunyai ijtihad-ijtihad
organisasi sendiri yang perlu dihormati oleh organisasi Islam yang
lainnya. Ini adalah etikanya! Tetapi tidak bagi HT, mereka selalu
mengkritik bahkan menghina sebuah ijtihad organisasi Islam yang berbeda
dengan ijtihad organisasinya. Hizbut Tahrir selalu memaksakan kehendak
ijtihadnya untuk diterapkan kepada setiap muslim, padahal belum tentu
benar juga apa yang mereka lakukan. Realitasnya, apakah yang dilakukan
HT di Palestina? Apakah ketika saudara-saudara Muslim di Gaza yang
menderita itu harus dibuat menderita lagi dengan medan perang yang tanpa
ada habisnya? Selama ini Hizbut Tahrir tidak mempunyai "taring"
melegitimasi perjuangan mereka di Palestina, kecuali "mungkin"
organisasi sayapnya yang kadang juga tidak diakuinya.
Buletin itu menulis dengan alasan "mengingatkan" padahal secara jelas
itu bukan mengingatkan, tetapi menjustifikasi kesalahan sebuah kelompok
ataupun organisasi. Kalau hanya mengingatkaan tentang Jihad dengan
mengangkat senjata, tanpa strategi berperang. Ini namanya konyol, HT
menyuruh organisasi lain untuk mengangkat senjata berjihad dengan
berperang, lalu apa yang dilakukan HT? Atau ingin mendeklarasikan
menjadi Hizbut Taujih bagi organisasi yang lain?
Kalau hanya mengingatkan Hamas dan Fatah agar berdamai, itu bukan
dari HT saja. Tapi dari organisasi Islam lainnya juga sama mengingatkan
hal seperti itu! Tetapi harus diketahui seluk beluk pertingkaian yang
terjadi, bukan asal-asalan bertaujih!
Kalau mengingatkan Hamas dan Fatah untuk bersatu, bukan hanya HT.
Tetapi semua organisasi Islam juga sama mengingatkan seperti itu. Ini
ujung-ujungnya HT mendeklarasikan Hizbut yang paling benar sendiri dari
Hizbut yang lain.
Jelas sekali, perlu ditangkapi orang-orang semacam HT di Palestina.
Bisanya cuman ngomong doang, buat panas hati. Lebih baik dikeluarkan
saja Hizbut Tahrir dari Palestina, karena kerjanya ngerecokin orang yang
sedang berjuang. Sudah nggak punya taring, tetapi sok paling benar
sendiri dalam berjuang. Kalau seandainya Hizbut Tahrir mampu berjuang
dengan mengangkat senjata kenapa tidak memproklamirkan sendiri? Kenapa
harus mengajak-ngajak? Jangan sampai menjadi jamaah pengecut !
Rakyat Palestina butuh waktu untuk memulihkan roda perekonomian,
mereka butuh makan, mereka butuh tempat tinggal. Dan yang utama
memulihkan keadaan dari segi kehidupan. Ini yang harus diutamakan, bukan
PERANG…PERANG….PERANG! Kalau itu namanya konyol, tidak punya strategi
sama sekali. Ingat, mundur untuk mengatur barisan, bahkan lobi-lobi
perdamaian diperlukan untuk membuat jedah perjuangan, itu bukan menyerah
namanya!
Pertanyaannya, apa sih yang dilakukan Hizbut Tahrir di Palestina?
Kontribusi apa yang dilakukan mereka? Ketika mereka ditangkapi oleh
otoritas Fatah dan Mujahidin Hamas, berarti Hizbut Tahrir memang
benar-benar pengacau! Dari kedua faksi Hamas dan Fatah yang saling
berseteru saja setuju untuk menangkapi Hizbut Tahrir, berarti mereka
benar-benar pengacau di Palestina.
Saya sebenarnya malas membaca buletin HTI "Al-Islam" karena isinya
hanya terus "mengkritik" padahal mereka juga tidak bisa apa-apa, mungkin
karena tidak bisa apa-apa jadi akhirnya hanya bisa "mengkritik"
hehehehe…
Ah, lebih baik baca buletin dari organisasi Islam yang lain, yang isinya tidak pernah habis dalam membahas tentang ilmu dalam Islam, daripada berkedok Al-Islam tetapi Isinya jauh dari syari’at Islam. Semoga saja HT tidak menjadi Jamaah Su’udzhan, Amien.