Anda berhak menyebut ini isu SARA. Tapi ini
adalah FAKTA tak terbantahkan:
Ketika umat Islam tidak mau mengucapkan selamat Natal, langsung dituduh tidak toleran.
Namun ketika di Bali terjadi pelarangan jilbab, Anda diam saja. Padahal ini adalah tindakan yang SANGAT JAUH DARI TOLERAN.
Ketika umat Islam tidak mau mengucapkan selamat Natal, langsung dituduh tidak toleran.
Namun ketika di Bali terjadi pelarangan jilbab, Anda diam saja. Padahal ini adalah tindakan yang SANGAT JAUH DARI TOLERAN.
Anda sering pakai dalih "bhinneka tunggal
ika" ketika umat Islam meminta agar pemimpin Indonesia seharusnya beragama
Islam (dengan alasan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam).
Namun ketika terjadi pelarangan jilbab di Bali,
apakah Anda masih berdalih dengan ucapan, "Bhinneka tunggal ika"???
SUDAH MENJADI FAKTA NYATA:
Di wilayah manapun di mana Islam jadi minoritas,
maka umat Islam akan ditindas, dizalimi, bahkan dihabisi.
Sementara di wilayah di mana Islam jadi mayoritas,
insya Allah umat agama lain bisa hidup aman tentera dan damai.
JADI SIAPA YANG SEBENARNYA TIDAK TOLERAN???
==================
Komnas HAM: Pelarangan Jilbab Terjadi Hampir di
Seluruh Bali
DENPASAR-- Kasus pelarangan
mengenakan jilbab di sekolah di Bali ternyata bukan hanya dilakukan SMAN 2
Denpasar. Lebih dari itu, pelarangan mengenakan jilbab di Bali ditengarai
dilakukan sebagian besar sekolah yang ada di seluruh kabupaten dan kota di
Bali.
"Dari laporan yang kami terima, kasus itu
tidak hanya terjadi di Denpasar saja, tapi hampir di seluruh Bali," kata
Drs Maneger Nasution MA dari Komnas HAM RI.
Komisioner Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan
Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM), itu mengatakan pihaknya telah
mengadakan pertemuan dengan Anita Whardani siswa SMAN 2 Denpasar yang
sebelumnya dilarang mengenakan jilbab di sekolah. Dia telah menghimpun
data-data dan mendapatkan masukan-masukan dari Anita dan juga Tim Advokasi
Kasus Jilbab Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Bali.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali, HM Taufik
As'adi kepada Republika, Jumat (21/2) menyayangkan kalau masih ada sekolah yang
melarang siswinya mengenakan jilbab ke sekolah. Menurut Taufik, petunjuk teknis
penggunaan pakai seragam sudah dibuat jajaran Kementerian Pendidikan, sehingga
tidak seharusnya pengenaan jilbab dimasalahkan lagi.
"Sekolah mana pun, tidak boleh melarang
siswanya melaksanakan keyakinan agama. Penggunaan jilbab adalah masalah
keyakinan agama," kata mantan Kabid Pendidikan Agama Islam Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Bali itu.
Menurut Nasution, kedatangannya ke Bali awal pekan
ini, bertujuan mengklarifikasi masalah pelarangan pengenaan jilbab pada
sekolah-sekolah di Bali, khususnya terkait dengan masalah Anita. Kalau benar
ada pelarangan pengenaan jilbab di sekolah di Bali sebut Nasution, itu
merupakan pelanggaran HAM. "Agama itu merupakan hak dasar seseorang, yang
tidak boleh dikurangi sedikit pun," katanya.
Menjadi hal yang aneh sebut Nasution, kalau ada
sekolah yang melakukan pelarangan. Karena sekolah sebagai lembaga pendidikan
semestinya memberikan contoh yang baik, bagaimana mendorong agar para siswa mau
melaksanakan ajaran agamanya secara baik.
Karena itu lanjutnya, pihaknya akan mendorog
Kementerian Pendidikan untuk melakukan evaluasi, karena ada sesuau yang tidak
beres. "Ada pelanggaran HAM di sini," katanya.
Sementara di SMAN 5 Denpasar di papan pengumuman
sekolah juga terpampang pengumuman yang bertuliskan para siswa tidak boleh
mengenakan penutup kepala. Dikatakan Zira, pihaknya juga ingin meminta
penjelasan, apakah penutup kepala yang dimaksudkan di sini adalah jilbab.
"Yang jelas, ada beberapa siswi muslim yang
pernah berkeinginan mengenakan jilbab, karena membaca peraturan itu akhirnya
ketakutan sendiri," katanya.
Selain di Denpasar, pelarangan jilbab juga
dilakukan sejumlah sekolah di Kabupaten Buleleng. Bahkan di SMPN 1 Singaraja,
larangan mengenakan jilbab ditulis secara terang-terangan di di buku saku
siswa. Pada Bab I Pasal 2 di buku itu disebutkan, "Khusus Perempuan poin
(c) Tidak memakai jilbab”.
Menurut Zira, PW PII Bali bersama-sama dengan sejumlah
elemen organisasi Islam di Bali akan terus mengumpulkan informasi tentang
sekolah-sekolah yang melarang siswanya mengenakan jilbab di sekolah. Menurut
dia, ada sejumlah sekolah yang menantang tim investigasi PII Bali untuk
mengadukan pelarangan berjilbab ke instansi yang lebih tinggi.
"Tapi kami masih himpun dul datanya, nanti
kami buat laporannya," kata Zira.
sumber: REPUBLIKA.CO.ID