Beginilah Hizbut Tahrir dalam situsnya memfitnah saudaranya sesama muslim, menjatuhkan, merusak nama baik demi kepentingan kelompoknya. Sikut sana sikut sini, serasa tidak berdosa dan merasa benar sendiri. Artikel lengkapya silahkan baca dibawah ini, ini yang mereka tulis dalam situsnya, tidak saya kurangi atau saya lebihkan tulisannya:
------------------------------
Erdogan kembali dengan jelas menunjukkan jati dirinya sebagai agen Barat. Dalam kunjungannya ke Mesir , Erdogan dengan lantang menyerukan agar Mesir mengadopsi sekulerisme seperti Turki.
------------------------------
Erdogan kembali dengan jelas menunjukkan jati dirinya sebagai agen Barat. Dalam kunjungannya ke Mesir , Erdogan dengan lantang menyerukan agar Mesir mengadopsi sekulerisme seperti Turki.
Perdana
Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan pemerintah Mesir untuk
menjadi negara sekuler. “Tidak ada yang harus dikhawtirkan dengan
sekularisme. Oleh karena itu, saya harap, Mesir akan menjadi negara
sekuler,” kata Erdogan dalam wawancaranya dengan TV kabel “Dream”,
seperti dilaporkan Guardian, Rabu (14/9).
Dalam
pernyataannya Erdogan mencatat bahwa sekularisme tidak berarti
meninggalkan agama.”Sebuah negara sekuler menghormati semua agama,” kata
Erdogan dalam sebuah wawancara dengan saluran TV satelit swasta Mesir
pada awal kunjungannya ke negara Afrika tersebut.
“Jangan
terlalu waspada terhadap sekularisme. Saya berharap akan ada sebuah
negara sekuler di Mesir,” kata Erdogan dalam sebuah pernyataan.Dia
menekankan bahwa setiap orang memiliki hak untuk memilih menjadi
relijius atau tidak, sembari menambahkan bahwa ia adalah perdana menteri
muslim untuk negara sekuler.
Pernyataan
Erdogan semakin menegaskan bahwa dia dan partainya merupakan kaki
tangan Amerika. Amerika menggunakan rezim Erdogan untuk memuluskan
kepentingannya di Timur Tengah.Untuk memperkuat posisnya di Timur
Tengah, Erdogan tampil sepertinya menjadi pembela Palestina dan anti
Israel.
Sebelumnya,
salah satu petinggi AKP lainnya, Abdullah Gul, yang juga merupakan
Presiden Turki mengusulkan Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas)
untuk mengakui eksistensi Israel.Kantor berita Fars (22/5) melaporkan,
hal itu dikemukakan Gul dalam wawancaranya dengan koran Wallstreet
Journal.
Gul
juga menyatakan dukungan negaranya terhadap Presiden Amerika Serikat
Barack Obama dan kebijakannya.Menurutnya, usulan Obama soal pembentukan
negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 merupakan sebuah
langkah penting.
Sikap
Turki yang mendorong Hamas mengakui keberadaan Israel, tidak bisa
dilepaskan dari posisi Turki yang menjadi kaki tangan kebijakan politik
luar negeri Amerika Serikat. Tampak dari sikap Turki yang mendorong
pembentukan dua negara yang berdampingan (two states solution) dan
kembali pada perbatasan 1967 .
Solusi
ini pada prinsipnya hanya menjalankan kepentingan Amerika Serikat.
Sebab two state solution berarti mengakui keberadaan negara penjajah
Israel. Demikian juga kembali kepada perbatasan Palestina 1967, berarti
mengakui keberadaan negara Israel yang berdiri tahun 1947.
Usulan
ini berarti merupakan pengakuan terhadap legalitas negara penjajah.
Apalagi negara merdeka yang dimaksud oleh AS adalah negara Palestina
yang sekuler dan tidak mengancam keamanan Israel. Karena itu negara itu
tidak akan dibiarkan memiliki angkatan bersenjata yang kuat,
persenjataan yang canggih.
Sebelumnya,
Partai AKP juga menolak untuk dikatakan sebagai partai Islam. Dalam
kunjungannya ke Amerika Serikat, tepatnya di Johns Hopkins University
Erdogan mengumumkan bahwa pintu partainya terbuka untuk menyambut
keinginan siapapun, namun partai Keadilan dan Pembangunan Turki bukanlah
partai Islam.
“Partai
kami tidak pernah menjadi partai Islam, sebab tidak mungkin melakukan
hal yang kurang memberikan rasa hormat terhadap agama kami seperti ini.
Partai ini juga tidak mungkin berupa partai agama,” ujarnya.
Dia
menambahkan: “Partai kami adalah sebuah partai konservatif dan
demokratis. Bahkan kami bertekad untuk terus mempertahankan identitas
ini.”Erdogan menolak mentah-mentah sebutan Utsmaniyin baru atas politik
luar negeri Turki. Dia mengatakan bahwa “tidak dapat diterima pendekatan
semacam itu.”(al-aqsa.org, 15/12/2009)
Erdogan
juga pernah menegakan komitmennya mendukung negara sekuler Turki. Saat
berbicara dengan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan Turki
(17/4/2007), Erdogan mengingatkan agar kaum sekuler yang takut soal
pencalonanny kembali saat itu .
“Demokrasi,
sekularisme, dan kekuasaan negara yang diatur oleh undang-undang,
adalah prinsip utama dalam sebuah negara republik. Jika ada salah
satunya yang hilang, maka pilar bangunan negara akan runtuh. Tidak ada
kelompok manapun yang meresahkan pilar-pilar itu. Dengan keinginan
masyarakat, maka pilar-pilar itu akan hidup selamanya. “
Lantas,
apa latar belakang Turki menyerukan agar Mesir mengadopsi sekulerisme
?Laporan Rand Corperation (2008) bisa memperjelas hal ini. Dalam
laporan yang berjudul The Rise of Political Islam in Turkey, Rand
menjelaskan tentang pentingnya peran Turki untuk menunjukkan bahwa
sekulerisme dan Islam bisa menyatu untuk mencegah radikalisasi.
Kesimpulan RandCorporation : Hal ini penting, karena masuk ke jantung masalah kompatibilitas Islam dan demokrasi. Kemampuan partai dengan akar Islam untuk beroperasi dalam kerangka sistem demokrasi sekuler dengan menghormati batas-batas antara agama dan negara akan membantah argumen bahwa Islam tidak dapat didamaikan dengan demokrasi sekuler modern. Di sisi lain, jika percobaan gagal, bisa menyebabkan polarisasi sekular-Islam lebih mendalam. Pada gilirannya akan mengurangi jalan tengah yang dibutuhkan untuk membangun benteng Muslim moderat yang dibutuhkan untuk mencegah penyebaran radikal Islam. Entitas Mainstream di Turki, oleh karena itu, harus didorong untuk bermitra dengan kelompok dan lembaga tempat lain di dunia Muslim untuk menyebarkan interpretasi moderat dan pluralistik Islam.
Kesimpulan RandCorporation : Hal ini penting, karena masuk ke jantung masalah kompatibilitas Islam dan demokrasi. Kemampuan partai dengan akar Islam untuk beroperasi dalam kerangka sistem demokrasi sekuler dengan menghormati batas-batas antara agama dan negara akan membantah argumen bahwa Islam tidak dapat didamaikan dengan demokrasi sekuler modern. Di sisi lain, jika percobaan gagal, bisa menyebabkan polarisasi sekular-Islam lebih mendalam. Pada gilirannya akan mengurangi jalan tengah yang dibutuhkan untuk membangun benteng Muslim moderat yang dibutuhkan untuk mencegah penyebaran radikal Islam. Entitas Mainstream di Turki, oleh karena itu, harus didorong untuk bermitra dengan kelompok dan lembaga tempat lain di dunia Muslim untuk menyebarkan interpretasi moderat dan pluralistik Islam.
Walhasil, lagi-lagi ini adalah kepentingan Amerika, negara itu sangat
khawatir dengan dukungan yang besar dari rakyat Mesir yang menginginkan
syariah Islam akan berdiri negara Islam di Mesir. Erdogan dipakai untuk
menghambat itu pendirian negara Islam. Sebab negara Islam akan
mengancam tiga kepentingan Amerika di Timur Tengah: menjaga suplay
minyak murah, menjaga eksitensi Israel, dan mencegah bangkitnya ideologi
Islam yang menerapkan syariah Islam di bawah naungan Khilafah.
Seruan
Erdogan ini tentu saja ditolak oleh aktivis Islam Mesir. Dr Mahmoud
Ghuzlan, juru bicara Ikhwanul Muslimin Mesir, menganggap komentar
Erdogan itu sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri
Mesir.Ghuzlan dikutip oleh sebuah surat kabar Mesir mengatakan bahwa
eksperimen di negaranya tidak boleh dikloning ke negara lain.”Kondisi
Turki berbeda dengan Mesir, Turki berurusan dengan konsep sekuler,”
katanya menegaskan. (Farid Wadjdi)
sumber
sumber