Semarang - Ribuan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD 1 Jawa
Tengah, menggelar aksi simpatik di Bundaran Tugu Muda Semarang Jawa Tengah,
Minggu (19/10) siang. Mereka mendesak pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf
Kalla (JK) menghentikan dominasi asing di berbagai aspek kebijakan nasional.
Salah satu hal yang harus dilakukan Presiden Jokowi ialah menyetop aliran hutang luar negeri dan menggantinya dengan mewujudkan dana APBN senilai ratusan triliun yang berasal dari pengelolaan kekayaan alam, zakat, fai dan jizyah untuk menyejahterakan rakyat.
Saat berada di depan Tugu Muda, para pendemo juga membawa belasan spanduk bertuliskan kecaman terhadap pemerintahan baru Jokowi-JK. Di antara mereka membawa spanduk bertuliskan 'Khilafah, Ukuwah Syariah dan Dakwah.
Masih ada harapan untuk selamatkan negeri ini', 'Khilafah jawabannya. We Need Khilafah Not Democracy and Liberalis Capitalism", 'Khilafah berantas liberalisasi migas dan mafia BBM'.
Tak hanya itu saja, mereka juga meminta Presiden Jokowi merealisasikan pendidikan berbasis budaya Islami serta menghentikan aksi pornografi dan pergaulan bebas yang kian marak terjadi di tengah masyarakat.
"Secara keseluruhan, kami meminta pemerintah Jokowi secepatnya memperbaiki penerapan demokrasi yang ada saat ini," kata Dirman, seorang koordinator aksi.
Menurut Dirman, proses demokrasi sekarang sudah diambang kehancuran. Bila hal itu tidak segera diperbaiki, maka perilaku rakyat Indonesia bakal semakin terpuruk.
"Saat ini, demokrasi sudah tidak bisa lagi membangun semangat rakyat. Justru yang ada kini diambang kehancuran dan terpuruk. Oleh karena itu, kita menawarkan kebijakan berlandaskan Islam secara komprehensif bagi pemerintahan Jokowi-JK ke depan," urainya.
Dirman mendesak, Jokowi-JK harus mampu mengakomodir aspirasi rakyat. Selain di Semarang, dia menyebut, aksi tuntutan terhadap pemerintahan Jokowi-JK juga digelar serempak di 79 titik seluruh Indonesia. [merdeka/www.al-khilafah.org]