Breaking News
Loading...
Jumat, Desember 12, 2014

Info Post


Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali bikin blunder. Sudah berkali-kali sejak dilantik jadi Presiden, Jokowi melakukan blunder atas kebijakan dan omongannya.

Terbaru, seperti yang ramai diberitakan media, Jokowi melontarkan pernyataan terkait Interpelasi DPR. "Puluhan Kali Pemerintah Naikkan Harga BBM, Apa Pernah DPR Interpelasi?" begitu omongan Jokowi.  Berikut salah satu kutipan pernyataan Jokowi yang dilansir KOMPAS.com :

 Jokowi: Puluhan Kali Pemerintah Naikkan Harga BBM, Apa Pernah DPR Interpelasi?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku heran dengan wacana penggunaan hak interpelasi yang dilontarkan kubu Koalisi Merah Putih (KMP) di DPR. Menurut Jokowi, hak interpelasi itu tak pernah digunakan ketika pemerintahan sebelumnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Berapa puluh kali kita naikkan (harga) BBM, apa pernah yang namanya interpelasi itu?" ujar Jokowi di Istana Bogor, Senin (24/11/2014).

Wartawan pun terdiam menanggapi pernyataan Jokowi itu. "Apa pernah? Saya tanya apa pernah interpelasi itu?" ucap Jokowi, lalu tertawa.

(sumber: http://nasional.kompas.com/read/2014/11/24/15552861/Jokowi.Puluhan.Kali.Pemerintah.Naikkan.Harga.BBM.Apa.Pernah.DPR.Interpelasi.)
Menanggapi pernyataan Jokowi ini, Ulil Abshar Abdalla yang beberapa kali mengkritisi Jokowi, berkomentar:

"Benar, Pak Jokowi, pemerintah2 berkali2 naikkan bbm dan tidak diinterpelasi o/ DPR. Sbb pemerintah konsultasi dulu dg DPR sebelum menaikkan," ujar Ulil melalui akun twitter @ulil, Senin (24/11/2014).

Berikut twit lengkap Ulil menanggapi 'blunder' Jokowi:

 Saya akan jawab dlm twit berikut | Jokowi: Puluhan Kali Pemerintah Naikkan Harga BBM, Apa Pernah DPR Interpelasi?

Benar, Pak Jokowi, pemerintah2 berkali2 naikkan bbm dan tidak diinterpelasi o/ DPR. Sbb pemerintah konsultasi dulu dg DPR sebelum menaikkan.

Ttp rencana pemerintah SBY naikkan BBM yg terakhir pd 2013 alami ganjalan yg luar biasa dari DPR, terutama melalui PDIP yg mengusung Jokowi.

Interpelasi adalah hak DPR yg dijamin UU. Pak Jokowi harus menghadapinya sbg mekanisme check-and-balance yg biasa dlm demokrasi.

Catatan: Saya dukung kebijakan Jokowi menaikkan harga BBM. Tp saya dukung jg hak DPR mengajukan interpelasi kepada pemerintah.

Seperti sdh saya katakan sejak awal, saya dukung kebijakan Jokowi naikkan harga BBM. Cuma sayang, kenapa PDIP mati2an dulu menentangnya? :)

Pernyataan Pak Jokowi yg mempertanyakan soal interpelasi tadi, menurut saya, agak kurang tepat. Bisa mengganggu hubungan pemerinyah-DPR.

Kebijakan presiden yg melarang kabinetnya mendatangi RDP dg DPR, sebetulnya jg ndak tepat. Hanya krn alasan, DPR masih pecah dua.

Secara legal-formal, yg sah adalah pimpinan DPR yg disumpah oleh MA.

By default, pimpinan komisi yg sah adalah yg disahkan dlm paripurna DPR yg dipimpin oleh pimpinan DPR yg sah. Ini secara legal.

Mestinya Pak Jokowi tak bikin edaran larangan untuk kabinetnya melakukan RDP dg DPR. Secara politik, ini tidak "correct".

Daripada bikin edaran spt itu, mestinya Pak Jokowi "blusukan" sj ke pimpinan DPR agar RDP tak diadakan dulu sampai urusan DPR beres.

Saya usul, Pak Jokowi ambil inisiatif datang saja ke DPR, jelaskan duduk-perkara kenaikan bbm kemaren. Pasti langsung adem kok.

Strategi Pak Jokowi yg nada2nya agak "konfrontatif" terhadap DPR, secara politik, tak menguntungkan. Lebih baik "conciliatory" sj.

Hubungan yg tegang a/ DPR dan pemerintah skg ini akibat logis sj dari satu hal: Jokowi tak berhasil meraih "landslide victory" di pilpres.
(silontong/piyungan)

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA