Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan sikap Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengenai aturan baru cara
membuka dan menutup proses belajar, termasuk berdoa yang selama ini identik
dengan Islam.
"Kalau siswa
yang agamanya Islam tentu berdoa dengan cara Islam, siswa dengan agama lain
juga begitu," ujar Pjs Ketua bidang Pendidikan MUI Anwar Abbas di Jakarta,
Selasa (9/11).
Karena itu, lanjut dia, jangan membuat
modus baru. "Kalau ada yang merasa tidak senang, ya suruh saja siswa itu
berdoa menurut ajaran agama mereka masing-masing," katanya.
Kalau dalam satu
kelas ada dua kelompok anak-anak yang berbeda agama suruh saja masing-masing
kelompok berdoa menurut ajaran agamanya. "Jangan dibuat cara berdoa dengan
mengganti kata Allah menjadi Tuhan Yang Maha Esa," jelas dia.
Dia menjelaskan,
sebagai umat Islam, harus berdoa dengan nama Allah seperti terdapat dalam
Asmaul Husna. "Saya melihat ide Mendikbud ini sadar atau tidak sadar, bisa
menggiring anak kepada paham pluralisme, yang melihat semua agama adalah sama.
Ini jelas tidak baik dan tidak benar," tegas dia.
Untuk itu, tambah
dia, MUI mengharapkan Mendikbud tidak merusak apa yang telah ada.
Sebelumnya,
Mendikbud Anies Basweda sedang menyusun tata tertib memulai dan menutup
sekolah, termasuk soal doa yang memang menimbulkan masalah karena identik
dengan agama tertentu.