Saat Hashim Djojohadikusumo tengah menggelar kampanye kampanye Prabowo-Hatta di Lapangan Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang tiba-tiba puluhan Kader PDI-P Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mendadak menyatakan diri mendukung pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Dukungan tersebut ditandai dengan pencopotan kaos bergambar pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Ribuan massa menjadi saksi saat puluhan kader PDI-P itu juga membacakan sumpah ikrarnya kepada Prabowo-Hatta serta menegaskan bahwa mereka tak lagi mendukung pasangan Jokowi-Kalla. Setelah membaca ikrar, nota deklarasi tersebut kemudian diserahkan kepada Hashim.
"Kami sangat sadar dan bertanggung jawab melakukan ini. Kami tidak takut. Kami yakin mendukung Bapak Prabowo-Hatta untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI," kata Suroso, salah satu kader PDI-P Kecamatan Tegalrejo yang disambut riuh tepuk tangan para pendukung Prabowo-Hatta, Jumat (27/6).
Pencopotan kaos bergambar Jokowi-JK dilakukan setelah pembacaan ikrar. Mereka lalu berganti memakai kaos bergambar Prabowo-Hatta. Suroso mengaku, dia dan kader PDI-P yang ikut dalam deklarasi ini sebelumnya ikut menyukseskan partai berlambang kepala banteng moncong putih itu hingga meraih 10 kursi di DPRD Kabupaten Magelang dalam Pemilu Legislatif 2014.
Suroso mengatakan, perlahan pilihan mereka mulai beralih ke Prabowo-Hatta karena kecewa kepada Jokowi. Dia berpendapat sikap baik dan merakyat Jokowi selama ini hanya pencitraan.
Oleh karena itu, Suroso juga mengungkap, bahwa terdapat sekitar 600 kader PDI-P Kabupaten Magelang yang juga telah menyatakan dukungan politiknya kepada pasangan Prabowo-Hatta.
"Kami sudah mengikuti rekam jejak Jokowi. Dia memang baik, sederhana, dan merakyat, tapi ternyata itu pembohongan publik," ceplos Suroso.
Hashim Djojohadikusumo terkejut dan tak menyangka dengan kejadian tersebut. Ipar Titiek Soeharto ini bahkan mengaku jika deklarasi itu tak masuk agenda kegiatan kampanyenya di Kabupaten Magelang.
“Ini luar biasa. Saya sangat terharu. Ini benar-benar di luar skenario. Tidak ada rekayasa dan mereka tidak dibayar untuk melakukan hal itu. Ini murni datang dari inisiatif mereka sendiri," kata Hashim.
Sumber: spektanews
Berita terkait :