Rasanya
masih 2 minggu yang lalu, rak depan kasir ini masih berisi produk susu kotak
anak-anak. Kemarin, saya mendapati rak ini penuh berisi MIRAS GOLONGAN A, atas
bawah.
Saya
langsung bertanya kepada kasir yang bertugas disitu, "Mbak, kok minuman
keras dipajang di depan sini ya?" Si mbak kasir lantas memanggil
supervisornya, dan saya ulangi pertanyaan saya. Alangkah terkejutnya saya
mendengar jawaban bapak supervisor itu, "Iya bu,
kami hanya mengikuti instruksi dari Kementrian Perdagangan, produk ini harus
ditempatkan disini".
"Lho, bukankah ada Perda
Tangerang Selatan yang menyatakan bahwa segala bentuk minuman keras dilarang
diproduksi dan diperjualbelikan di Tangerang Selatan (Perda no 4 tahun
2014--koreksi jika saya salah).
Lalu bapak itu memanggil manager store nya, dan saya kembali mengulangi
pertanyaan saya tadi.
Seperti bapak supervisor tadi, sang manajer menjawab hal yang sama, mengikuti
INSTRUKSI MENTERI PERDAGANGAN untuk menempatkannya di tempat khusus.
"Tempat khusus apa yang
dimaksud? Ini kan tempat yang sangat mudah dijangkau anak-anak, bahkan balita
sekalipun." makin greget saya rasanya.
"Iya bu, tempat khusus
seperti kassa rokok dan rak didepan seperti ini", ujar sang manager lagi.
"Bapak sudah tahu PERDA Tangsel belum? tentang pelarangan penjualan miras
di wilayah tangsel? Toko ini ada di wilayah tangsel bukan? dan lokasi toko ini
dekat dengan sekolah, pasar, dan terminal bis trans, lokasi-lokasi yang
dilarang terdapat miras lho pak", tanya saya.
"Belum tahu bu, kami hanya menjalankan instruksi dari atas" katanya.
Makin gemessss rasanya saya.
"Pak instruksi dari yang "paling atas", sudah ada dari dulu dan
jelas, kenapa tidak diikuti?" kata saya menyindir. Merasa tersindir
(mungkin) si manager mesam-mesem saja. "Pak, maaf, ini bisa lho, bapak
atur lagi, lokasi ini mudah dijangkau anak-anak, terbayang tidak, kalau anak
bapak yang tidak sengaja mengambil minuman ini karens dikiranya ini minuman
biasa karena letaknya sama seperti susu yang biasa dia beli?"
Sang manager mengangguk, "iya sih bu, saya mengerti, begini saja, tolong
email ke kami perdanya, nanti kami akan pertimbangkan, maaf, ibu dari LSM
atau..."
"ooh nggak pak, saya
cuma rakyat biasa yang peduli generasi penerus bangsa"
hasbunallah wanimawakil..
oleh Roza Rianita Nursetia
###
postingan ini benar adanya mimin
sudah kelarisifikasi panjang lebar dengan bunda Roza Rianita Nursetia langsung
. beliau posting tulisan dan gambar ini pada tanggal 27 november 2014. dan ini
ada di Giant extra cbd bintaro. jadi klw ada yang bilang HOAX silahkan bisa
klarisifikasi berita tersebut ke ysb.
semoga bangsa ini segera
sadar. dan paham bahwa salah satu rusaknya ngeri ini akibat bobroknya para
penerus bangsa. yang tidak peduli dengan bangsanya sendiri. "BERDIRI DAN
BANGKIT"
1 kata "LAWAN KEBATILAN"