Megawati Soekarnoputri terjepit, frustasi dan makin
tereliminasi dari lingkaran elit Joko Widodo (Jokowi). Megawati mulai
ditinggalkan Jokowi termasuk saat penyusunan kabinet, membawa perubahan sikap
Ketua Umum PDI Perjuangan itu terhadap Presiden SBY.
Puan Maharani putri Megawati sampai berteriak,
"Penyusunan Kabinet Jokowi harus persetujuanMegawati !". Sayangnya,
teriakan Puan itu tak digubris Jokowi. Ia terus menyusun kabinet sendiri dan
mencoret nama-nama kandidat anggota kabinet usulan Megawati.
Kabar terakhir dari kerabat dekat Megawati yang
juga elit PDIP mengatakan, Megawati sudah mempertimbangkan keputusan untuk
bersedia menemui Presiden SBY dalam waktu dekat.
Wapres Jusuf Kalla (JK) juga memastikan, Ketua Umum
PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo
Bambang Yudhoyono akan bertemu secepatnya.
Rencana pertemuan dua tokoh pemimpin bangsa itu
merupakan kabar baik setelah selama lebih sepuluh tahun hubungan keduanya membeku.
Terlebih setelah Taufik Kemas, suami Megawati meninggal dunia.
Mengenai agenda atau tujuan pertemuan SBY - Mega
dalam waktu dekat ini belum diketahui. Namun, mencairnya sikap Megawat ini
tidak terlepas dari posisi politik Megawati dan PDIP yang makin terjepit
setelah Koalisi Merah Putih (KMP) menguasai parlemen dan menyapu bersih semua
posisi pimpinan DPR dan MPR.
Di luar itu, Presiden SBY juga dinilai berhasil mengunci kekuasaan Jokowi sebagai Presiden.
Melalui Perppu yang diterbitkan SBY itu, PDIP tidak punya kesempatan untuk dapat memenangkan pilkada di seluruh Indonesia. Dan terpenting, peluang Jokowi menerbitkan Perppu pengganti UU Pilkada menjadi tertutup setelah parlemen dikuasai KMP .
Manuver SBY lain yang sangat membahayakan pemerintahan Jokowi adalah menciptakan situasi dan kondisi di mana Jokowi harus menaikan harga BBM, karena kas negara yang kosong dan BBM yang mulai langka. [TrioMacan2000]