Breaking News
Loading...
Selasa, April 15, 2014

Info Post
 JAKARTA - Pernyataan bakal calon Presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo yang menegaskan pencapresan dirinya tidak bisa diganggu gugat, dinilai sebagai tanda Gubernur DKI Jakarta itu mulai haus kekuasaan.

Pemerhati sosial dan politik dari Universitas Mercu Buana, Tamil Selvan mengatakan hasil hitung cepat yang menunjukkan PDIP hanya mendapat 19 persen perlu dicerna lebih dalam.

Menurutnya meski PDIP berada dalam posisi tertinggi, namun kenaikannya tidak signifikan seperti Gerindra dan PKB. Ia mengatakan hal itu bisa saja dikarenakan mulai munculnya keraguan pada sosok Jokowi sebagai capres PDIP.
 
"Saya menilai keraguan muncul pada simpatisan PDIP karena munculnya Jokowi sebagai capres. Hal ini banyak menuai kontra di masyarakat Jakarta yang mengatakannya haus kekuasaan," kata Tamil dalam pernyataannya, Kamis (10/4/2014).

Tamil juga menyoroti hasil hitung cepat yang diperoleh Golkar dan Demokrat. Dimana menurutnya angka persentase yang didapat menurun dari hasil sebelumnya, terutama partai Demokrat yang sebelumnya 26,79 persen menjadi 9,77 persen.

"Walaupun ini baru hasil quick count, namun tidak dapat ditampikkan bahwa kepercayaan masyarakat mulai menurun terhadap dua partai tersebut. Ini merupakan bukti, bahwa track record partai dan tokohnya menjadi hal penting dalam vote getter," paparnya.

"Gerindra dan PKB mampu menembus angka yang cukup jauh dari hasil perolehan sebelumnya. Gerindra berhasil mencapai angka 12,32 persen, ini peningkatan yang luar biasa dari angka sebelumnya 4,64 persen. PKB yang mendapatkan kenaikan cukup signifikan dengan bergabungnya Rhoma Irama. Rhoma efek lebih berpengaruh daripada Jokowi efek dan efek tokoh lainnya," tutupnya. [tribunnews]
 

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA