Breaking News
Loading...
Rabu, Oktober 08, 2014

Info Post

Pertama, saya tak terlalu gembira atas kemenangan KMP selama kemenangan demi kemenangan tidak berpengaruh pada kemandirian bangsa, superioritas hukum, dan memastikan kehadiran negara dalam denyut nadi masyarakat jelata. Namun, sama seperti kebanyakan rakyat yang anti-PDIP, saya bahagia karena KMP mampu memenggal leher kesombongan dari Bu Megawati cs yang nampak sangat arogan, angkuh, tak acuh, lari dari hukum, dan terlalu "garang" mencederai kepercayaan wong cilik.


Kedua, kekalahan kubu Megawati (Jokowi) karena propagandanya yang terlalu "ngawang-ngawang". Jargon "Indonesia Hebat" adalah jargon yang sangat mewah. Namun melihat kemampuan dan SDM Megawati cs, nampaknya "Indonesia Hebat" hanya sekedar basa-basi politik. Jualan yang tak akan bisa menipu kaum terdidik. Sebabnya mudah, bagaimana Indonesia bisa hebat jika Megawati adalah aktor yang menjual asset negara, melelang energi dengan murah meriah ke China, lalu PDIP adalah partai juara korupsi yang tak terkalahkan. Keunggulan Megawati cs hanya karena mampu mengelola fanatisme pendukung Moncong Putih. Masyarakat kecil yang mudah dibohongi dengan serangan fajar.
Ketiga, perwakilan umat Islam di DPR-MPR nampaknya masih normal dan wajar. Walau tidak mengusung implementasi syariah, namun perwakilan umat Islam dari KMP plus DPD ternyata masih bisa diandalkan. Sadar atas bahaya dominasi antek-antek PKI dan mafia Asing-Aseng, KMP plus DPD tergerak hati untuk meminimalisir angkara murka. Saya berharap, DPR-MPR yang dimpimpin kubu KMP menjadi yang terdepan menghadang peristiwa Jakarta yang kini dipimpin Katholik arogan, China yang tak berperasaan, dan tak segan-segan mencederai perasaan umat Islam.
Keempat, seandainya MPR-DPR mampu mementahkan UU yang pro-Asing dan Aseng, maka sementara itulah kemenangan hakiki rakyat Indonesia. Jokowi yang merupakan petugas partai PDIP (boneka), harus terus dikawal agar tak mengikuti gaya Bu Mega. Jika seandainya Jokowi cinta Indonesia, maka sebagai Presiden, Jokowi diharapkan mampu merealisasikan janji-janji kampanye-nya. Walau Jokowi mungkin sadar, kekalahan KIH dari KMP, bagian dari doa yang semakin terkabulkan. Plus doa JK di masa lalu, "Jika Jokowi jadi Presiden, hancurlah Indonesia." Maka DPR-MPR harus berperang sebagai benteng terakhir Indonesia.
Salam Gigit Jari, kalau masih punya jari !

By: Nandang Burhanudin

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA