Breaking News
Loading...
Senin, Oktober 20, 2014

Info Post

Dikira mengkritik Syiah sesat merajalela, karena PKS. Ohh tidak... Tidak perlu menjadi kader PKS untuk berduka saat Syiah dan aliran sesat kini pesta pora.

Dikira mengkritik Jokowi boneka karena cinta Prabowo. Ohh tidak ... Tidak perlu menjadi pecinta Prabowo untuk pusing saat Indonesia akan jadi bancakan Aseng dan Asing.

Dikira mengkritik KPK karena fanatik pada LHI. Ohh tidak ... Hukuman untuk LHI sangat overdosis. Tak perlu menjadi pendukung fanatik LHI saat KPK pilih kasih dan tebang pilih memberantas korupsi.

Dikira mengkritisi KIH yang kekanak-kanakan karena cinta KMP. Ohh tidak ... Tidak perlu menjadi pecinta KMP saat penganut paham PKI (komunisme), liberalisme, terus memamerkan perilaku yang tak patut.

Dikira menghadirkan fakta Megawati egosentris dan rakus kekuasaan karena simpati pada SBY. Ohh tidak ... Tidak perlu memberi simpati ke SBY jika mantan Presiden tidak pernah menghadiri undangan resmi kenegaraan di hari resmi kenegaraan.

Orang ideot lebih mudah menuduh orang lain bodoh. 
Orang licik lebih mudah mengatai orang lain curang.

Bukankah maling selalu teriak maling?
Bukankah Jokowi, JK mengakui bahwa mereka curang lalu menyebut hanya kecurangan yang mengalahkan?

Bagi saya. Prabowo dan selesai. Justru lebih berbahaya Jokowi. Kejahatannya jika dibiarkan berlanjut 5 tahun ke depan. Sebab saya yakin, TOL LAUT-DRONE-e-BLUSUKAN hanya sekedarada untuk hiburan. Buktinya ESEMKA tak pernah ada. Fakta yang kasat mata menjadi pertanda, Jokowi hanyalah bagian dari kesia-siaan.
by:Nandang B

Dulu ketika pertama kali nyapres, Jokowi pakai alasan, "Supaya saya lebih gampang membereskan Jakarta."
Mari kita tunggu. Setelah dirinya dilantik jadi presiden nanti, apakah dia sanggup membereskan Jakarta ???

Baca juga :


_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA