Leopard Merusak Jalan? Direktur Rheinmetall: Oh, Tidak!
Unterluss -
Anggapan bahwa tank Leopard yang berbobot 62 ton akan merusak kondisi jalan dan
jembatan ditepis oleh Managing Director Rheinmetall Landsysteme, Harald
Westerman. Dengan teknologi, beban 62 ton akan dibagi dalam banyak titik,
sehingga beban per 1 cm persegi hanya 0,69 Kg.
"Beban ini lebih ringan dibanding beban sepatu hak
tinggi yang dipakai seorang perempuan," kata Harald Westerman memberikan
perbandingan serius terkait beban tanka Leopard. Penjelasan ini disampaikan
Westerman seusai penyerahan simbolis tank Leopard dan Marder tahap pertama di
pabrik Rheinmetall, Unterluss, Jerman, Senin (23/6/2014) sore.
Pembagian beban Leopard yang hanya 0,69 kg per 1 cm persegi
terjadi karena Leopard menggunakan roda rantai yang bisa membagi beban dalam
banyak titik. Beban per cm persegi ini akan semakin berkurang tatkala Leopard
dalam keadaan bergerak. Semakin Leopard bergerak lebih cepat, maka beban
terhadap permukaan akan semakin kecil.
Karena itu, Westerman membantah keras anggapan bahwa Leopard
tidak cocok digunakan di Indonesia karena bisa merusak jalan raya dan jembatan
sebagaimana yang disampaikan capres nomor 2 Joko Widodo (Jokowi) dalam debat
Capres pada Minggu (22/6/2014). Menurut dia, tank Leopard cocok digunakan di
berbagai medan, termasuk di Indonesia. Leopard tidak akan membuat jalan
beraspal maupun tanah ambles. "Hanya di rawa saja Leopard tidak bisa
digunakan," kata dia.
detikcom bersama Dirut PT Pindad Sudirman Said mendapat
kesempatan menjajal tank Leopard di lahan uji coba di pabrik Rheinmetall
sekitar 20 menit. Leopard dipacu dengan kecepatan rendah kemudian meninggi
sekitar 60 KM/jam di jalan berpaving blok, jalan tanah, jalan beraspal dan
jalan berumput. Leopard juga bermanuver di jalan agak meninggi dan menurun. Di
semua permukaan jalan itu, Leopard tidak merusak jalan berpaving blok dan
aspal. Leopard juga tidak ambles di jalan tanah maupun jalan berumput.
Pemantauan detikcom, roda rantai Leopard juga dilapisi
bantalan karet, sehingga yang bergesekan dengan permukaan jalan adalah bantalan
karet, bukan baja. Bantalan karet di roda berantai ini juga yang mengakibatkan
jalan permukaan keras aman-aman saja.
Sebelumnya Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin
menegaskan bahwa Leopard merupakan tank berat yang sangat dibutuhkan dalam
sistem pertahanan Indonesia. "Leopard sangat penting untuk operasi militer
perang," kata Sjafrie.
Dia menjelaskan pengadaan alutsista yang diputuskan
pemerintah sudah mempertimbangkan dua misi operasi TNI dalam pertahanan, yaitu
operasi militer perang dan operasi militer nonperang. Pengadaan pesawat tempur
F-16 untuk TNI AU dan kapal selam untuk TNI AL juga bertujuan untuk operasi
militer perang.