Breaking News
Loading...
Selasa, Mei 27, 2014

Info Post

Pengakuan calon presiden Joko Widodo sebagai pemeluk Islam yang rahmatan lil’alamin, dipertanyakan pengamat dunia Islam, Adian Husaini. Adian membandingkan pengakuan Jokowi itu dengan sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), di Jawa Timur, yang turut menolak penutupan lokalisasi Dolly.

” Islam itu pasti rahmatan lil’alamin. Yang tidak rahmatan lil’alamin, bukan Islam. Nabi Muhammad SAW  larang zina dan miras untuk rahmatan lil’alamin,” tegas Adian, melalui akun Twitter ‏@husainiadian.

Rahmatan lil alamin versi Jokowi
Adian melengkapi pernyataan itu dengan link berita yang memuat pernyataan Jokowi bahwa dirinya Islam rahmatan lil’alamin. Di sisi lain, Adian juga menyertakan tulisan soal ancaman PDIP yang akan mengerahkan massa jika tempat pelacuran Dolly ditutup.
Bakal calon presiden yang diusung PDI Perjuangan, Nasdem, PKB, Hanura, dan PKP Indonesia, Joko Widodo, menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang membawa kedamaian, bukan kebencian.
Melalui siaran pers, Sabtu (24/05), Jokowi menyatakan dirinya bagian dari Islam yang rahmatan lil alamin. “Saya bukan bagian dari Islam yang menindas agama lain. Saya bukan bagian dari Islam yang arogan dan menghunus pedang di tangan dan di mulut. Saya bukan bagian dari Islam yang suka menjejerkan fustun-fustun-nya,” tegas Jokowi.

Di sisi lain, Ketua PDIP Surabaya yang juga Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, telah menegaskan menolak penutupan tempat pelacuran lokalisasi Dolly. Bahkan Wisnu memaparkan, bahwa penolakan tempat maksiat itu merupakan sikap resmi PDI-P dalam melihat realitas sosial prostitusi di Dolly. Wisnu meminta Pemkot Surabaya untuk mengkaji ulang waktu penutupan, karena menyangkut hajat orang banyak.


Sumber: intelijen

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA