Seharusnya pemerintah tak menaikkan harga BBM pada November lalu.
Legislator Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan menyambut
baik keputusan pemerintah menurunkan harga BBM jenis premium dari Rp8.500 per
liter menjadi Rp7.600 per liter dan Solar Rp7.500 per liter menjadi Rp7.250 per
liter.
"Tentunya kita
menyambut baik rencana pemerintah menurunkan harga BBM jenis Premium dan Solar
mulai per tanggal 1 Januari 2015, meskipun agak terlambat," kata Wakil
Ketua Komisi XI ini.
Dia mengaku sempat
kecewa terhadap kebijakan pemerintah saat menaikkan harga BBM pada bulan
November ketika harga minyak dunia turun. Di sisi lain, hingga saat ini
pemerintah belum juga menjelaskan alasan menaikan harga BBM.
"Seharusnya
bulan lalu pemerintah menurunkan harga BBM, bukan menaikkan. Anehnya sekarang
diturunkan lagi," katanya.
Marwan meminta agar
pemerintah menjelaskan kepada rakyat terkait kenaikan harga BBM pada bulan
November lalu. Sebab, kenaikan harga BBM yang dirugikan adalah rakyat karena
harga bahan pokok juga ikut naik.
"Jangan sampai
asumsi penurun harga BBM menjadi bagian pencitraan lagi untuk pemerintahan
Jokowi," kata dia.
Menurut dia,
perubahan sebuah kebijakan penting dalam rentang waktu yang singkat ini
menunjukkan kebijakan yang pemerintahan Jokowi kurang matang. "Ini juga
menjadi bukti bahwa kebijakan yang diambil pemerintah cenderung
terburu-buru," kata dia.
Dia berharap,
kebijakan strategis dibahas secara komprehensif terlebih dahulu sebelum
diberlakukan.
"Karena
berdampak pada hajat hidup orang banyak, sehingga perlu dipikirkan secara matang
dan komperhensif," katanya.
VIVANEWS
Iya, intinya, Harga BBm itu tidak turun, tapi sebenarnya Naik Rp. 1100. Pak Jokowi tolong Hentikan pencitraan anda...