Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy
(NCID) Jajat Nurjaman mengatakan, delapan bulan pemerintahan Jokowi-JK telah
menghasilkan hutang luar negeri yang fantastis yaitu Rp 850 triliun. Artinya
persentasi keberhasilan pemerintahan Jokowi meminjam uang rata-rata perbulan
nya adalah Rp 106,25 triliun/bulan. Saat ini pinjaman tersebut didatangkan dari
Cina sebesar Rp 650 triliun, Bank Dunia RpRp 143 triliun, dan Islamic
Development Bank (IDB) Rp 66 triliun.
“Sungguh ironis kalau seorang Presiden hobinya pinjam
hutang, pantas saja ketika debat Pilpres 2014 yang lalu Jokowi dengan enteng
mengatakan uang 40 triliun mudah dicari padahal kondisi ekonomi kita belum
pasti, ternyata mudahnya itu dengan cara berhutang,” tegas Jajat.
Jajat lanjut mempertanyakan jika saat ini pemerintahan
Jokowi sangat bergantung kepada hutang, ke mana larinya APBN Indonesia. Apalagi
penyerapan APBN saat ini masih sangat rendah. Ia juga menyinggung pemerintahan
Joko Widodo yang jika dibiarkan memerintah 5 tahun bisa membawa Indonesia
kepada kebangkrutan.
“Dalam 8 bulan Jokowi telah menambah hutang luar negeri
Rp 850 triliun. Bayangkan, jika tahun pertama Jokowi memimpin hutang Indonesia
bertambah Rp 850 triliun, maka dalam lima tahun memerintah hutang kita akan
bertambah Rp. 4.250 triliun. Lantas ke mana larinya APBN dan kekayaan
Indonesia? Apakah ditelan bumi begitu saja?,” tutup Jajat. (eramuslim)