Kini, LSI Mengumumkan Dampak Buruk Kenaikan Harga BBM bagi Masyarakat. Anda
Masih Percaya pada LSI, Kan?
LSI
: 74,38% Rakyat Nyatakan Hidup Sulit Akibat Kenaikan BBM
FASTNEWS,
Jakarta (24/11) - Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan, 74,38% responden
menyatakan mengalami kesulitan hidup setelah Jokowi mengumumkan kenaikan BBM
subsidi. "Survei kami mencatat ada 74,38 persen yang menyatakan bahwa
kenaikan harga BBM membuat hidup mereka sulit," ujar Peneliti Senior LSI,
Ade Mulyana, di Jakarta, kemarin.
Menurut
LSI, hasil survey ini menjadi satu pemicu dari empat pemicu dari merosotnya
popularitas Jokowi di mata publik. Secara lengkap, LSI merangkum empat yang
diyakini menjadi pemicu berbaliknya dukungan public, sehingga meninggalkan Joko
Widodo.
Pertama
kurangnya sosialisasi dari pemerintahan baru untuk alasan kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) kepada publik. Catatan LSI, dari survei mereka terdapat
58,45 persen publik ternyata tidak menerima alasan pemerintah untuk menaikkan
harga BBM.
Kedua,
menguatnya persepsi publik terhadap dampak kenaikan harga BBM pasti akan membuat
beban hidup makin bertambah. Fakta menunjukkan terjadi kenaikan sejumlah harga
kebutuhan pokok secara signifikan pasca kenaikan harga BBM.
Ketiga
adalah keraguan publik terhadap program kompensasi BBM yang diterapkan oleh
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Sebanyak 51,63 persen publik bahkan
menyatakan, mereka meragukan bahwa program kompensasi, seperti Kartu Indonesia
Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera, akan benar-benar
dirasakan oleh masyarakat kelas bawah. "Publik ragu bahwa rencana
pengalihan subsidi yang katanya ke infrastruktur dan pelayanan publik lainnya
akan sampai ke bawah. Sebab sampai saat ini kasus korupsi dan buruknya
pelayanan publik membuat keraguan mereka semakin kuat," ujarnya.
Terakhir,
atau keempat adalah, kenaikan harga BBM dilakukan sebelum ada program
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang dirasakan oleh masyarakat. LSI
mencatat sebesar 62,41 persen publik menyatakan bahwa hingga usai dilantik
belum ada manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat. "Sampai detik
sebelum harga BBM diumumkan naik, belum ada program yang sudah terasa
manfaatnya oleh masyarakat. Ini kan jadi warning bagi Jokowi, bahwa mereka bisa
saja suatu saat ditinggalkan pendukungnya," ujar Ade.(FN-04)