Harta qorun itu bernama Indonesia, tetapi ironi 70% penduduk bangsa ini hidup
miskin, sulit makan, harga sembako melambung tinggi, BBM mahal, sulit
mendapatkan lapangan pekerjaan, dsb..
Semua memang serba menjadi Ironi, di saat pemerintah menekan habis rakyat untuk
menanggung beban harga dengan alasan impor minyak, justru kekayaan minyak kita
di dalam negeri dikuras habis dengan leluasa terus ditambang dan terus
dikeruk oleh perusahaan2 asing....
Dimanakah
hati nurani kalian wahai para petinggi bangsa ini ?
Dan
herannya disaat ditemukan harta karun migas terbesar di asia tenggara, pejabat
negeri ini malah mengatakan, bahwa cadangan minyak kita menipis, ternyata
perusahaan asing ini malah menemukan cadangan minyak terbesar di Asia Tenggara
di bumi yg bernama Indonesia. Sebetulnya ada apa pejabat kita dengan perusahaan
-perusahaan asing ini? Dari jaman ke jaman minyak bukan untuk mensejahterakan
rakyat, tapi rakyat justru dibebani oleh harga minyak.....ayooo kalau Presiden
Joko Widodo peduli rakya , berani gak Anda mengaudit atau bahkan mengambil alih
kontrak-kontrak asing atas pertambangan minyak yg di tahun ini sebetulnya
banyak yg habis?
Temukan
Ladang Terbesar Asia Tenggara, Chevron Dituntut Transparan Cadangan Minyak di
Blok Rokan
FASTNEWS,
Jakarta (24/11) - Pada pertengahan September 2014 lalu, PT Chevron Pacific
Indonesia (CPI) mengumumkan hasil penemuan cadangan minyak baru di blok minyak
dan gas bumi Rokan di Provinsi Riau. Menurut CPI, penemuan tersebut merupakan
cadangan terbesar dibandingkan ladang minyak lainnya di Sumatera. Ini juga
menjadi terbesar di Asia Tenggara, mengalahkan ladang lainnya, Lapangan Minas
yang masih dalam wilayah Blok Rokan.
Meski
mengumumkan penemuan cadangan minyak baru yang terbesar, namun pihak CPI enggan
memberikan data rinci jumlah cadangan tersebut. Bila dibandingkan dengan
Lapangan Minas yang memiliki cadangan minyak hampir 9 miliar barel, maka bisa
jadi ladang baru tersebut mencapai lebih dari 10 miliar barel. Lapangan Minas
sendiri sudah terambil lebih dari 4,6 miliar sejak Chevron beroperasi tahun
1962. Masa kontrak Chevron di Sumatera akan berakhir pada Agustus 2021
mendatang.
Seperti
diketahui, langkah besar pertama Chevron di Indonesia di mulai pada tahun 1924,
ketika Standard Oil Company of California atau Socal, kini Chevron, mengirimkan
ekspedisi geologi ke Pulau Sumatera. Hingga saat ini, Chevron mengoperasikan 3
lapangan besar di Sumatera pada Blok Rokan yang terdiri dari Lapangan Duri,
Minas dan Bekasap, serta mengelola Pelabuhan Dumai, terminal.
Beberapa
waktu lalu, Lembaga kajian Duri Institute menilai Blok Rokan di Provinsi Riau
layak dibagi menjadi empat bagian untuk penataan di sektor hulu minyak dan gas
di Indonesia. Peneliti Duri Institute, Agung Marsudi, mengemukakan Blok Rokan
yang memiliki luas sekitar 98.000 kilometer persegi terlalu besar untuk
dikelola oleh satu operator yakni CPI. Blok tersebut berada di empat kabupaten
di Riau yang meliputi Kabupaten Kampar, Siak, Bengkalis, Rokan Hilir dan Dumai.
Agung
mengatakan idealnya Blok Rokan bisa dibagi empat di area Minas-Petapahan,
Libo-Bekasap, Duri Steem Flood, dan Bangko-Balam. Dengan penataan ini, ia
menilai pemerintah akan lebih mudah mengetahui produksi minyak di masing-masing
blok termasuk dalam pengawasannya. "Selama ini data produksi minyak masih
tertutup berdasarkan lifting, bukan secara transparan sumber produksinya dari
mana karena kita hanya menerima mentah-mentah data yang diserahkan
kontraktor," katanya.
Tidak
Transparan
Menurut
Pengamat Migas Tarli Nugroho, selama ini perusahaan minyak yang beroperasi
Indonesia tidak transparan terhadap cadangan minyak pada ladang yang
digarapnya. Ia pun tidak percaya kalau lifting minyak Indonesia cuma 800 ribuan
barel per hari. “Selain malaikat dan oil company yang menguasai industri hulu
migas kita, sepertinya tidak pernah ada yang tahu berapa angka akurat produksi
minyak kita,” tandasnya.
Tarli
pun bertanya-tanya terkait pengumuman temuan cadangan minyak baru oleh Chevron
pada September 2014 lalu, kenapa baru merilis temuannya ini setelah harga BBM
di dalam negeri secara malu-malu dilepas ke harga pasar. “Apakah ini cuma
koinsidensi! Jadi, apakah kenaikan harga BBM kemarin memang tidak dimaksudkan
untuk memuluskan integrasi bisnis sektor hulu dan hilir migas kita yang sudah
dikuasai para "big names" tadi?” Terang Tarli.
Lebih
lanjut diungkapkan Tarli, dalam dua dekade terakhir tidak pernah diumumkan
temuan cadangan minyak baru. Cadangan yang sudah lama ditemukan pun banyak yang
tidak dieksplorasi. Hal ini terjadi karena perusahaan minyak tersebut menunggu
liberalisasi sektor hilir, untuk mendapatkan insentif harga jual. “Makanya,
begitu harga premium dilepas ke pasar, baru muncul deh pengakuan temuan
cadangan minyak baru,” tambahnya.
Menurut
Tarli, menaikan harga BBM bersubsidi intinya bertujuan untuk menghapus adanya
BMM bersubsidi, premium. Terbukti, setelah premium jadi Rp8.500, pertamax
dirunkan menjadi Rp 9.500, sehingga orang beralih pada pertamax. Jadi,
pemerintah memang tidak menghapus premium, tapi dengan skema harga itu, orang
dengan sendirinya dipaksa secara tidak sadar untuk mengkonsumsi BBM yang tidak
disubsidi, pertamax.
Hal
tersebut menurut Tarli, membuat pemerintah secara konstitusional jadi tidak
bersalah. Konstitusi memerintahkan agar komoditas yang menguasai hajat hidup
orang banyak diatur oleh negara, bukan oleh pasar. Sekarang, premium riilnya
masih ada tapi harganya sudah dekat pada harga pasar. Dan dengan sendirinya
orang akan bermigrasi pada RON 92/pertamax, yang mutunya lebih baik. “Jadi, itu
penggiringan agar konsumen mengkonsumsi BBM dengan harga internasional. Dan itu
yang dimaui oil company,” tandasnya. FN-05