Breaking News
Loading...
Selasa, November 25, 2014

Info Post

Harta qorun itu bernama Indonesia, tetapi ironi 70% penduduk bangsa ini hidup miskin, sulit makan, harga sembako melambung tinggi, BBM mahal, sulit mendapatkan lapangan pekerjaan, dsb..


Semua memang serba menjadi Ironi, di saat pemerintah menekan habis rakyat untuk menanggung beban harga dengan alasan impor minyak, justru kekayaan minyak kita di dalam negeri dikuras habis dengan leluasa terus ditambang dan terus dikeruk oleh perusahaan2 asing....

Dimanakah hati nurani kalian wahai para petinggi bangsa ini ?

Dan herannya disaat ditemukan harta karun migas terbesar di asia tenggara, pejabat negeri ini malah mengatakan, bahwa cadangan minyak kita menipis, ternyata perusahaan asing ini malah menemukan cadangan minyak terbesar di Asia Tenggara di bumi yg bernama Indonesia. Sebetulnya ada apa pejabat kita dengan perusahaan -perusahaan asing ini? Dari jaman ke jaman minyak bukan untuk mensejahterakan rakyat, tapi rakyat justru dibebani oleh harga minyak.....ayooo kalau Presiden Joko Widodo peduli rakya , berani gak Anda mengaudit atau bahkan mengambil alih kontrak-kontrak asing atas pertambangan minyak yg di tahun ini sebetulnya banyak yg habis?

Temukan Ladang Terbesar Asia Tenggara, Chevron Dituntut Transparan Cadangan Minyak di Blok Rokan

FASTNEWS, Jakarta (24/11) - Pada pertengahan September 2014 lalu, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengumumkan hasil penemuan cadangan minyak baru di blok minyak dan gas bumi Rokan di Provinsi Riau. Menurut CPI, penemuan tersebut merupakan cadangan terbesar dibandingkan ladang minyak lainnya di Sumatera. Ini juga menjadi terbesar di Asia Tenggara, mengalahkan ladang lainnya, Lapangan Minas yang masih dalam wilayah Blok Rokan.

Meski mengumumkan penemuan cadangan minyak baru yang terbesar, namun pihak CPI enggan memberikan data rinci jumlah cadangan tersebut. Bila dibandingkan dengan Lapangan Minas yang memiliki cadangan minyak hampir 9 miliar barel, maka bisa jadi ladang baru tersebut mencapai lebih dari 10 miliar barel. Lapangan Minas sendiri sudah terambil lebih dari 4,6 miliar sejak Chevron beroperasi tahun 1962. Masa kontrak Chevron di Sumatera akan berakhir pada Agustus 2021 mendatang.

Seperti diketahui, langkah besar pertama Chevron di Indonesia di mulai pada tahun 1924, ketika Standard Oil Company of California atau Socal, kini Chevron, mengirimkan ekspedisi geologi ke Pulau Sumatera. Hingga saat ini, Chevron mengoperasikan 3 lapangan besar di Sumatera pada Blok Rokan yang terdiri dari Lapangan Duri, Minas dan Bekasap, serta mengelola Pelabuhan Dumai, terminal.

Beberapa waktu lalu, Lembaga kajian Duri Institute menilai Blok Rokan di Provinsi Riau layak dibagi menjadi empat bagian untuk penataan di sektor hulu minyak dan gas di Indonesia. Peneliti Duri Institute, Agung Marsudi, mengemukakan Blok Rokan yang memiliki luas sekitar 98.000 kilometer persegi terlalu besar untuk dikelola oleh satu operator yakni CPI. Blok tersebut berada di empat kabupaten di Riau yang meliputi Kabupaten Kampar, Siak, Bengkalis, Rokan Hilir dan Dumai.

Agung mengatakan idealnya Blok Rokan bisa dibagi empat di area Minas-Petapahan, Libo-Bekasap, Duri Steem Flood, dan Bangko-Balam. Dengan penataan ini, ia menilai pemerintah akan lebih mudah mengetahui produksi minyak di masing-masing blok termasuk dalam pengawasannya. "Selama ini data produksi minyak masih tertutup berdasarkan lifting, bukan secara transparan sumber produksinya dari mana karena kita hanya menerima mentah-mentah data yang diserahkan kontraktor," katanya.

Tidak Transparan

Menurut Pengamat Migas Tarli Nugroho, selama ini perusahaan minyak yang beroperasi Indonesia tidak transparan terhadap cadangan minyak pada ladang yang digarapnya. Ia pun tidak percaya kalau lifting minyak Indonesia cuma 800 ribuan barel per hari. “Selain malaikat dan oil company yang menguasai industri hulu migas kita, sepertinya tidak pernah ada yang tahu berapa angka akurat produksi minyak kita,” tandasnya.

Tarli pun bertanya-tanya terkait pengumuman temuan cadangan minyak baru oleh Chevron pada September 2014 lalu, kenapa baru merilis temuannya ini setelah harga BBM di dalam negeri secara malu-malu dilepas ke harga pasar. “Apakah ini cuma koinsidensi! Jadi, apakah kenaikan harga BBM kemarin memang tidak dimaksudkan untuk memuluskan integrasi bisnis sektor hulu dan hilir migas kita yang sudah dikuasai para "big names" tadi?” Terang Tarli.

Lebih lanjut diungkapkan Tarli, dalam dua dekade terakhir tidak pernah diumumkan temuan cadangan minyak baru. Cadangan yang sudah lama ditemukan pun banyak yang tidak dieksplorasi. Hal ini terjadi karena perusahaan minyak tersebut menunggu liberalisasi sektor hilir, untuk mendapatkan insentif harga jual. “Makanya, begitu harga premium dilepas ke pasar, baru muncul deh pengakuan temuan cadangan minyak baru,” tambahnya.

Menurut Tarli, menaikan harga BBM bersubsidi intinya bertujuan untuk menghapus adanya BMM bersubsidi, premium. Terbukti, setelah premium jadi Rp8.500, pertamax dirunkan menjadi Rp 9.500, sehingga orang beralih pada pertamax. Jadi, pemerintah memang tidak menghapus premium, tapi dengan skema harga itu, orang dengan sendirinya dipaksa secara tidak sadar untuk mengkonsumsi BBM yang tidak disubsidi, pertamax.

Hal tersebut menurut Tarli, membuat pemerintah secara konstitusional jadi tidak bersalah. Konstitusi memerintahkan agar komoditas yang menguasai hajat hidup orang banyak diatur oleh negara, bukan oleh pasar. Sekarang, premium riilnya masih ada tapi harganya sudah dekat pada harga pasar. Dan dengan sendirinya orang akan bermigrasi pada RON 92/pertamax, yang mutunya lebih baik. “Jadi, itu penggiringan agar konsumen mengkonsumsi BBM dengan harga internasional. Dan itu yang dimaui oil company,” tandasnya. FN-05



Blog Special Return

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA