Breaking News
Loading...
Selasa, Oktober 14, 2014

Info Post

Koalisi Merah Putih (KMP) adakan syukuran atas kemenangan di parlemen DPR/MPR. Kemenangan KMP di sinyalir sebagai faktor penyeimbang jalannya roda pemerintahan Jokowi – Jusuf Kalla kedepan. Artinya KMP dengan kekuatannya di parlemen bisa maksimal melakukan pengawasan atas kerja, kebijakan atau program pemerintahan Jokowi. 

Selama program Jokowi dinilai KMP pro kepentingan rakyat, maka KMP akan terus mendukungnya, namun jika melenceng, maka KMP dengan segala kekuatannya akan mencegah. Semua dilakukan demi keutuhan NKRI dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.


Dalam acara syukuran KMP yang di gelar  di Masjid Al-Bakrie, Kuningan Jakarta dengan mengundang anak yatim, hadir para tokoh KMP, seperti Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical), Ketua Umum PKS Anis Mata, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua DPR terpilih Setya Novanto dan elit yang lainnya. Pemandangan yang berbeda, yaitu dengan mucnulnya sosok Surya Darma Ali (SDA) dengan pengurus PPP lainnya.

Adapun hajat dari syukuran itu adalah dimaksudkan, agar anggota KMP di parlemen bisa bekerja lebih efektif selama lima tahun bertugas.

“Acara ini adalah bentuk rasa syukur kami atas kemenangan dalam mendapatkan kursi tampuk-tampuk pimpinan di parlemen,” jelas Aburizal Bakrie sebagai ketua pelaksana, di mesjid Al-Bakrie, Jumat, (10/10/2014), seperti dilansirOkezone.

Namun apa yang terjadi dengan Koalisi Indonesia hebat miliknya Jokowi?
Sampai saat ini masih saja koalisi Jokowi seperti kebingunan dan ketakutan yang berkepanjangan. Rasa was-was dengan ancaman akan di jegal selalu menghantui mereka. Sosok Megawati pasca kekalahan Koalisi Indonesia Hebat di MPR juga tidak pernah kelihatan lagi. Muncul kabar beredar bahwa Megawati jatuh sakit, namun kabar ini belum bisa di pastikan kebenarannya.

Cari kambing hitam atas kekalahan itulah sifat yang masih dipelihara sama kubu Jokowi. DPD pernah di salahkan, Demokrat dan SBY juga di jadikan ‘kambing hitam’. Nilai rupiah merosot, Jokowi ‘kambing hitamkan’ penetapan pimpinan MPR. Padahal, mereka tidak tahu, ‘kambing hitam’ sudah habis dijadikan qurban Idul Adha 1435 H yang lalu. he he..

Tidak mau disalahkan juga menjadi ciri khas politisi PDIP. Ketika ramai pengamat dan politisi yang mengkritisi kinerja Puan Maharani yang buruk di DPR, langsung para politisi PDIP membela Puan. Padahal, kritik yang datang haruslah disikapi dengan bijaksana, bukan malah seperti orang cina yang kebakaran jenggot. Lagian, memang tampak jelas, kinerja Puan sebagai ketua fraksi PDIP tidak maksimal dalam membangun komuniaksi politik. Bahkan politisi Demokrat, Ramadhan Pohan dengan berani mengatakan bahwa Puan Maharani bukan sosok negawarawan.

Paranoidnya para pendukung Jokowi sangat terlihat jelas dengan aksi media pendukung Jokowi yang selalu menyudutkan pihak KMP. Artinya semua yang dilakukan KMP seolah-olah salah, menang di DPR di salahkan, menang di RUU Pilkada disalahkan, menang di MPR juga di salahkan. Padahal semua itu adalah bentuk kelemahan kubu Jokowi sendiri, tapi itulah yang terjadi, selalu mencari ‘kambing hitam’.

Waktu yang 10 hari lagi Jokowi dilantik, eh Jokowi malah sibuk ngurusin legislatif, mengkritik, pasang badan dan lain sebagainya. Bukan malah sibuk dengan mengkomunikasikan apa program pemerintahannya kedepan, seperti di bidang pangan, bidang ekonomi, kebijakan BBM, ekonomi kreatif, kemerdekaan Palestina, pendidikan gratis, apakah jadi tank leopard ditiadakan, sistem pengawasan drone, tol laut, dan lain sebagainya. Mending Jokowi sibuk membahas hal tersebut daripada sibuk mencampuri urusan legislatif yang sejatinya bukan ranah eksekutif.

Padahal janji-janji Jokowi ketika kampanye pilpres 2014 begitu muluk-muluk, Lalu mengapa Jokowi seperti main-main sekarang ini?

Inilah yang terjadi di Indonesia, tampak sekali bahwa kubu Jokowi sepertinya tidak pernah legowo dengan kekalahannya. Selalu paranoid dengan kemenangan Koalisi Merah Putih. Sepertinya ada yang tidak beres dengan semua itu.

Ketakutan kubu Jokowi yang berlebihan menandakan sinyal ada ketidak beresan dalam kepemimpinan Jokowi kedepan. Apa pesanan dari sponsor tidak tercapai, atau KMP jadi penghambat terealisasinya pesanan itu, tidak tahu pasti. Yang pasti sikap ketakutan dak kebingungan Jokowi dan pendukungnya memang patut dicermati dengan hati-hati.

Akhirnya, biarlah rakyat menilai sendiri dengan pemahamannya masing-masing. Semoga semua yang terjadi adalah sebuah proses menuju kematangan rakyat dalam berdemokrasi.

Jika KMP sudah melakukan syukuran maka hal itu patut di berikan sebuah apresiasi, yang jadi masalah yang masih mengganjal adalah kenapa kubu Jokowi sampai detik ini masih dilanda ketakutan dan kebingungan yang sepertinya begitu akut. Biarlah rakyat yang menilai.. [silontong]

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA