# sejarahdunia # islam # Bukhari # Sukarno # indonesia #uzbekistan
Tidak ada seorang Muslim pun didunia ini yang tidak mengenal Al-Imam
Al-Bukhari rahimahullah, begitu juga dengan karya monumentalnya yaitu Kitab
Al-Jami'al Shalil atau lebih dikenal Kitab Shahih Bukhari, semua muslim
pastilah tau karena para ulama' sepakat bahwa kitab yang wajib dipelajari
setelah Al-Qur'anul Karim adalah Kitab Shahih Bukhari, lalu Kitab Shahih
Muslim.
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah
al-Ju'fi al-Bukhari atau lebih dikenal Imam Bukhari, adalah ulama' perawi
hadits yang memiliko tingkatan yang tertinggi,maka sering sekali beliau
mendapat gelar Imamnya para imam ahli hadits, atau juga sering disebut Amirul
Mu'minin Fil Hadits.
Jaman sekarang kita semua pasti tau dimana makam dari Imam al-Bukhari, tapi
coba tanyakan orang yang hidup sebelum tahun 1960, dimanakah makam Imam
al-Bukhari berada. Hampir dapat dipastikanjarang ada orang yang mengetahui
keberadaannya. Tapi hal tersebut berubah setelah presiden Sukarno menekan Uni
Soviet untuk menemukannya. Kok bisa?
Bagaimana ceritanya? KISAH INI diceritakan oleh Tim Ekspedisi Fastron
Indonesia waktu singgah di Kota Samarkand (Uzbekistan) sekitar tahun 2011.[Talk
show Kick Andy, edisi jumat, 10 februari 2012]
*
"Ceritanya Tim Ekspedisi Fastron Indonesia mengunjungi Samarkand. Memang di kota ini tidak ada yang bercitra atau memiliki nama jalan atau tempat yang bernuansa Indonesia, tapi bukan berarti Indonesia tidak dikenal disini.
"Ceritanya Tim Ekspedisi Fastron Indonesia mengunjungi Samarkand. Memang di kota ini tidak ada yang bercitra atau memiliki nama jalan atau tempat yang bernuansa Indonesia, tapi bukan berarti Indonesia tidak dikenal disini.
Justru Indonesia begitu dikenal dan dihormati di Samarkand."Tim
Ekspedisi Fastron Indonesia berniat untuk mengunjungi sebuah masjid yang di
dalamnya terdapat makam Imam Besar Bukhari. Namun ketika mereka datang, waktu
telah menunjukkan pukul setengah delapan malam waktu setempat, dan masjid telah
gelap.
Namun mereka telah terlanjur disambut oleh pengurus masjid tersebut dan
mempersilahkan mereka masuk. Lampu-lampu masjid pun dinyalakan kembali. Tim
Ekspedisi begitu terpukau dengan interior masjid yang begitu megah. Namun masih
tersiratkan dalam hati mereka, mengapa pengurus masjid itu begitu berkenan
mempersilahkan orang-orang Indonesia ini untuk masuk masjid untuk berziarah,
padahal waktu telah gelap, dan lampu-lampu masjid telah dimatikan.
Setelah itu, Tim Ekspedisi Indonesia ini kemudian dipersilahkan menuju ruang
bawah tanah untuk menziarahi makam Imam Bukhari Rahimahullah. Ziarah pun
berlangsung. Setelah itu, mereka berbincang dengan pengurus masjid tersebut,
dan menanyakan hal yang tadi menjadi pertanyaan mereka. Mendengar jawaban dan penjabaran
si pengurus masjid, Tim Ekspedisi Indonesia ini sangat kaget. Ternyata, si
pengurus masjid dan kebanyakan umat Muslim di Uzbekistan sangat hormat kepada
orang-orang Indonesia.
Dalam situs lain, seorang teman menceritakan betapa ramah orang-orang Muslim
di Uzbekistan pada orang-orang Indonesia. Makam Imam Bukhori selalu ditutup
untuk umum, namun bila ada orang Indonesia datang untuk berziarah, dengan
senang hati mereka akan mempersilahkannya untuk masuk ke ruangan tempat makam
Imam Bukhari berada. Dan ini ada sebab historisnya.
TERNYATA, masjid yang saat ini mereka kunjungi, dibangun adalah berkat saran
dan permintaan Presiden Soekarno kepada Nikita Khrushchev, penguasa tertinggi
Uni Soviet kala itu, yakni tahun 1961. Dan memang saat itu Uzbekistan masih
masuk dalam wilayah negara Uni Soviet. Bukan hanya itu yang membuat masyarakat Muslim Uzbekistan begitu hormat pada orang-orang Indonesia,
hal yang paling dikenang adalah ternyata Presiden Bung Karno-lah yang telah
menyelamatkan keberadaan makam Imam Besar Bukhari.
Kisahnya seperti ini, pada tahun
1961 pemimpin partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni
Soviet, yang tadi kami sebutkan di atas yakni Nikita Sergeyevich Khrushchev
mengundang Bung Karno untuk datang ke Moskow. Sepertinya Khrushchev ingin
menunjukkan pada Amerika bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet. Karena
bukan orang lugu, Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Bung Karno
tahu kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita adalah rakyat Indonesia.
Bung Karno tidak mau membawa Indonesia pada situasi yang tidak menguntungkan.
Bung
Karno juga tidak mau Indonesia dipermainkan negara manapun. Kemudian Bung Karno
mengajukan syarat untuk memenuhi undangan Khrushchev. Diilustrasikan Bung Karno
berkata seperti ini; “Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang
harus dipenuhi, tidak boleh tidak.” Kemudian Khrushchev balik bertanya, “ Apa
syarat yang Paduka Presiden ajukan?” Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam
Bukhari, saya sangat ingin menziarahinya.”
Jelas saja Khrushchev terheran-heran. Siapa pula itu Imam Bukhari. Dasar
orang Indonesia, mungkin begitu sungutnya dalam hati. Tanpa buang waktu,
Khrushchev segera memerintahkan pasukan elitnya untuk menemukan makam yang
dimaksud. Entah berapa lama waktunya yang diperlukan anak buah Khrushchev untuk
menemukan makam tersebut, yang pasti hasilnya nihil. Khrushchev kembali
menghubungi Bung Karno, “Maaf Paduka Presiden, kami tidak menemukan makam orang
yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?” Bung Karno
tersenyum sinis. “Kalau tidak ditemukan ya sudah. Saya urungkan niat untuk ke
negara Anda.”
Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas memerah.
Khrushchev balik kanan dan memrintahkan orang-orang nomor satunya untuk
memecahkan masalah ini. Akhirnya, setelah bolak-balik sana-sini, serta
mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand, anak
buah Khrushchev berhasil menemukan makam Imam Besar kelahiran kota Bukhara
tahun 810 Masehi itu. Makamnya dalam kondisi rusak tak terawat.
Imam Bukhari yang memiliki jasa yang begitu besar bagi agama dan umat Islam
itu dimakamkan diSamarkand pada tahun 870 Masehi. Khrushchev pun meminta
agarmakam itu dibersihkan dan dipugar sebaik mungkin. Selesai renovasi
Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno. Intinya misi pencarian makam Imam
Bukhari telah berhasil. Sambil tersenyum Bung Karno mengatakan, “Baik, saya
akan datang ke negara Anda.”
Setelah dari Moskow, Bung Karno tiba di kota Samarkand pada tanggal 12 Juni
1961. Sehari sebelumnya puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar
Revolusi Indonesia ini di kota Tashkent.
Kini kita semua mengetahui betapa luar biasa peran seorang Bung Karno. Tidak
saja dia banyak berjasa di dalam negeri, namun dilingkup internasional pun
diapunya peran yang tidak main-main.Kita juga ingat sepak terjang beliau dalam
mengadakan Konferensi Asia Afrika, dan ketika beliau menggagas Gerakan Non
Blok.
Kita bisa mengambil banyak keteladanan dari sosok Presiden pertama Republik
Indonesia sekaligus salah satu founding father bangsa ini. Doa dan cinta tulus
bangsa ini untukmu Bapak. Semoga akan muncul pemimpin-pemimpin bangsa hebat
seperti Bapak kelak di kemudian hari.....Aamiin...
Saatnya belajar sejarah....pendahulu kita.