Breaking News
Loading...
Jumat, Juli 03, 2015

Info Post
Betul bahwa Indonesia belum/tidak akan bangkrut karena utang laiknya Yunani sebagaimana argumen yang diajukan oleh pendukung Jokowi yang tiba-tiba latah mengajukan komparasi data ekonomi negara bangkrut. Utang Indonesia memang "masih" 25% dari GDP alias sangat jauh jika dibanding Yunani dengan utang 177,01% GDP.

Tapi, kita tidak boleh menutup akal sehat bahwa Indonesia tengah berada di jalur krisis. Kita lihat saja sejumlah instrumen dasar berikut ini.
Pertama, neraca perdagangan seret. Meskipun surplus, tapi itu diakui oleh Menkeu buka prestasi sebab surplus karena penurunan impor BBM bukan karena peningkatan ekspor.
Kedua, nilai tukar rupiah tak kunjung menguat sementara pemerintah terus menumpuk utang luar negeri. Terakhir pemerintah mempertimbangkan menerima utang dari Bank Dunia dan IDB sebesar Rp 209 triliun.
Ketiga, fase krisis juga ditandai oleh banjirnya modal asing di sektor keuangan, yang bahkan telah masuk ke pasar modal hingga menguasai 60 persen saham. Ini artinya, Indonesia dibayangi capital outflow atau arus balik modal ke AS seiring recovery ekonomi di negara tersebut.
Keempat, perlambatan ekonomi telah banyak memakan korban. Puluhan ribu karyawan telah dipecat alas kini dalam kondisi jobless. Bahkan, kemarin koran Tempo memberitakan 18 perusahaan tekstil gulung tikar akibat perlambatan ekonomi ini.
Masih banyak argumentasi berbasis fakta yang bisa dijadikan sebagai pengingat, bahwa ekonomi kita tidak sedang on track. Ini alarm tidak hanya bagi pemerintah, tapi juga bagi rakyat.
Jadi, jikapun mendukung pemerintah, cobalah rasional. Jangan membabibuta, apalagi membadingkan Indonesia dengan negara bangkrut. Oke! 
sember

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA