Breaking News
Loading...
Sabtu, November 22, 2014

Info Post


Jam makan siang...

Saya sengaja mampir di sebuah warteg di sudut bangunan tinggi ibukota. Masuklah tiga orang pria dan duduk di samping saya memesan nasi campur.

Sambil makan, ketiga ini mengobrol tentang naiknya harga BBM.

"Gua sih, kalau pun Jokowi naekin harga BBM 100% pun gua dukung. Lah dia itu Satria Piningit yg dijanjikan Tuhan," kata seorang diantara tiga orang pria tadi.

Dan nampaknya diamini oleh kedua orang temannya. Mereka juga menambahkan bahwa kenaikan harga adalah pemicu semangat kerja.

Si ibu warung tampak memandang mereka dengan sinis. Karena mungkin dia yg merasakan dampak kenaikan harganya saat belanja ke pasar.

"Udah Bu. Jadi berapa semuanya?," tanya pria pertama yg bilang bahwa ia setuju kenaikan harga BBM bahkan sampai 100% pun.

"Tiga nasi campur sama teh tawar ya?," tanya si ibu penjual nasi.

"Iya bener," jawab pria tadi.

"Semuanya jadi 100 rebu," kata si ibu.

Pria tadi nampaknya kaget. Ia pun memastikan dengan bertanya, "Eh buset! Yg bener? Mahal amat! Biasanya cuma 10 rebu seporsi."

Si ibu penjual nasi pun menjawab kalem, "Iya. Belum tahu kalian harga serba naik? Bilangin ama Satria Piningit sana! Dan bilangin juga, di warung sini gak terima kartu-kartuan!"

Saya yg lagi nyeruput es jeruk batuk menahan tawa.

Ketiga pria tadi setelah membayar melengos sambil menggerutu. Dalam hati saya bilang, "Rasakan! Hehehe".

Saat giliran saya membayar, saya tanya berapa semuanya.

Si ibu menjawab, "12.000 saja, Mas. Yg tadi memang saya mahalkan. Biar kapok dan tahu rasa mereka."

Dan tak kuat saya menahan tawa... Hahaha...

kisah pengalaman dari Umar Uddin

copas post grup facebook sebelah


_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA