Coba perhatikan gambar di atas, salah satu anggota FPI yang sudah berhasil ditangkap, saat sudah tertankap dan tak berdaya, pihak kepolisian masih saja akan memukl korban. Ini tidak yang wajar.
Diberitakan kalau FPI brutal (karena ada korban dari pihak kepolisian), lalu apa yang ditunjukkan oleh gambar diatas ini apa namanya? Begini saja Bung, semut juga akan marah kalau di usik. Jadi apapun bisa terjadi dalam demo itu. Apalagi demonya bikin rusuh. Ada asap pasti ada api.
Adili, tanya kedua belah pihak, jangan hanya dari satu sumber saja. Jangan seperti media-media sekuler anti-Islam, yang mengabarkan hanya keburukan-keburukan FPI.
###
JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Muhammad Sanusi mengatakan aksi unjuk
rasa di Gedung DPRD DKI Jakarta adalah wajar dalam proses demokrasi.
Namun, karena aksi
demonstrasi berujung ricuh membuat pihak DPRD DKI menyerahkan proses hukum
kepada pihak kepolisian.
"Ini merupakan rumah
rakyat jadi boleh saja berdemo. Tapi, masalahnya adalah berujung kericuhan.
Sehingga berdasarkan Undang-Undang, kami serahkan ke pihak kepolisian,"
kata Sanusi di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat,
Senin (6/10).
Menurutnya, lemparan
kotoran hewan merupakan bentuk apresiasi dari para pengunjuk rasa. Hal ini
merupakan suatu hal yang wajar ketika melakukan aksi unjuk rasa. Dia
mencontohkan ketika para pendemo membawa kepala kerbau dalam melakukan aksinya.
"Karena berujung
anarkis kami serahkan ke aparatur hukum," tuturnya. [Tribunnews]
###
Contoh lain, ada demo yang melempar dengan telor Itu juga wajar, bahkan aparat dengan pendemo saling lempar batu, itu biasa terjadi. Juga soal FPI lembpar kotoran hewan, itu sah-sah saja, sdari pada dengan batu.
Menurut saya, jangan dibesar-besarkan dan di politisasi lah, biasa saja, kalo masalah demo menjadi ricuh, betul kata Fraksi Gerindra, "Karena berujung anarkis kami serahkan ke aparatur hukum,". Saya setuju.