Oleh: Alex Palit
Betul juga. Seperti kata pepatah: Serapi-rapi Bangkai Dibungkus Baunya Tercium Juga
Di akun fesbuknya, Prabowo pernah menuliskan, "You can fool
some of the people all of the time, and all of the people some of the time, but
you cannot fool all of the people all of the time".
Lewat
pesan ini Prabowo ingin mengingatkan kepada kita bahwa orang bisa melakukan
kebohongan atau pembohongan pada saat-saat tertentu, tapi ia tidak akan bisa
melakukan pembohongan atau membohongi orang (publik) disemua waktu.
Apa
yang dikatakan Prabowo lewat pesannya ini kini mulai tersingkap. Kita bisa
melakukan pembohongan, kebohongan atau atau membohongi orang pada saat-saat
tertentu, tapi jangan harap kita akan bisa membohongi orang (publik)
terus-menerus disemua waktu.
Kebohongan
dan pembohongan itu kini satu demi satu mulai terungkap di fakta persidangan
Mahkamah Konstitusi (MK) dan Dewan Kehotmatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Di
mana satu persatu tabir kebohongan atau pembohongan yang dirancang secara
terstruktur dan sistematik oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga
penyelenggara pemilu mulai tersingkap dan terungkap.
Kebohongan-kebohongan
ini yang oleh Prabowo dibilang “becik
ketitik ala ketara”, yang baik akan nampak, yang jelek akan terungkap.
Lebih ekstremnya lagi, sepandai-pandainya menyimpan bangkai, akhirnya terendus
juga kebusukkannya, begitu kata sebuah pribahasa.
Di mana
satu demi satu kecurangan demi kecurangan pelanggaran pada pelaksanaan Pilpres
2014 akhirnya mengemuka, tersingkap dan terungkap baik di sidang sengketa
Pilpres 2014 yang digelar di MK maupun di sidang etik DKPP.
Dari
keterangan kesaksian para saksi yang dihadirkan kubu Prabowo – Hatta baik di
sidang MK maupun DKPP akhirnya membuka selubung tabir modus terjadinya
kecurangan-kecurangan pada pelaksanaan Pilpres 2014 yang melibatkan oknum
lembaga penyelenggara pemilu.
Dari kesaksian para saksi ini semakin memperkuat dan menegaskan
dugaan dan tudingan adanya kecurangan-kecurangan dan pelanggaran yang dilakukan
secara terselubung, terstruktur, sistemik dan masif (TSM).
Di sini
saya tidak ingin berpanjang-lebar memaparkan poin-poin apa saja
kecurangan-kecurangan atau pelanggaran tersebut, karena pembaca pasti juga
mengikuti secara cermat jalannya sidang di MK maupun DKPP.
Rakyat
sudah dewasa, pintar, cerdas dalam memilah mana yang benar dan mana yang bohong
dalam mencermati fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan. Itu yang
bisa kita tangkap dari pesan Prabowo, “You Cannot Fool All of The People All of
The Time.”
Justru
yang kini menjadi pertanyaan besar yaitu apa jadinya atau apa implikasi politis
terhadap kredibilitas, legitimasi dan nasib keterpilihan Jokowi – JK pemenang
Pilpres 2014 versi KPU bila putusan MK atau DKPP nanti terbukti terjadi adanya
kecurangan-kecurangan dan pelanggaran, termasuk pelanggaran etik oleh KPU dalam
pelaksanaan pilpres tersebut?
* Alex
Palit, citizen jurnalis, anggota “Forum Mayarakat Selamatkan Indonesia”
(Formasi)