Breaking News
Loading...
Jumat, Juni 20, 2014

Info Post
Jakarta – Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur (Jatim), KH Shalahuddin Wahid, membantah dirinya dan sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) telah memberikan dukungan kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.
‎”Ah gak bener itu, siapa bilang? Kita gak mungkin mendukung yang kita sendiri gak tahu apa yang akan dia lakukan untuk pesantren ke depan,” kata adik kandung KH Abduurahman Wahid (Gus Dur) yang akrab disapa Gus Sholah itu, di Jakarta, Selasa 3 Juni 2014.
Sebelumnya diberitakan, Koordinator Wilayah Pemenangan Jokowi-JK Jatim dari Partai Nasdem, Effendy Choirie mengklaim, telah mendapat dukungan ratusan ulama NU serta pengasuh pesantren besar di seluruh wilayah Jatim, dengan cara mencatut nama-nama sejumlah kiai dan pesantren.
Pesantren-pesantren yang dicatutnya itu antara lain, Tebuireng Jombang, Blok Agung Banyuwangi, Tambak Beras Jombang, Alhikam Malang, ‎Nurul Jadid Probolinggo, dan Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
Bantahan yang sama juga dilontarkan oleh Sekjen Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MPPPI), Kiai Syafiullah Muzammil yang juga pengasuh Ponpes Al-Asfa Yogyakarta.
Kiai Syafiullah menyayangkan pihak yang mengklaim dukungan dari sejumlah pesantren. “Kita sangat menyayangkan klaim seperti itu. Hal itu jelas tidak mendidik kepada masyarakat. Jangan hanya karena pernah sowan ke beberapa pesantren tersebut lantas menklaim telah mendapat dukungan,” tukasnya.
Joko Widodo (Jokowi) sendiri dalam berbagai kesempatan juga mengklaim didukung Nadhlatul Ulama. Nyatanya, kiai-kiai besar NU belum tentu mendukungnya, kata pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Djaka Badranaya, saat dihubungi wartawan, Rabu 4 Juni 2014.
Menurutnya, hal ini dilakukan kubu Jokowi untuk mendapatkan dukungan. Sayangnya, kata dia, hal seperti ini tidak efektif bahkan menyinggung kiai NU yang dicatut namanya sebagai pendukung Jokowi.
Sedangkan pengamat politik Konsep Indonesia, Budiman menyatakan, fenomena ini memberikan pelajaran bagi kubu pemenangan siapapun utamanya, Jokowi, untuk tidak boleh sembarangan dalam melakukan klaim-klaim dukungan. Menjual klaim dukungan kiai, pesantren, dan umat Islam untuk kepentingan politik sesaat akan menggangu dan merusak cita-cita pemilu yang berintegritas dan damai.
“Lebih baik setiap kandidat menyampaikan visi yang jelas dan terukur soal pendidikan dan pengembangan pesantren dalam bingkai kebangsaan,” kata Budiman.

Berita terkait :

+  Syuting Film Tipuan “ Jokowi-JK Makan dengan Wong Cilik ”
 Jokowi Pintar "NGELES", Ditanya Hutan Luat Negeri Malah Jualan Kartu
 Tanya TPID Pada Prabowo, Tapi Jokowi pun Tak Paham Soal TPID
+  Tanya TPID ke Prabowo, Strategi Timses Jokowi di Nilai Lemah
[KbrNet/JPNN/ROL/adl]

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA