Breaking News
Loading...
Sabtu, Februari 15, 2014

Info Post
Berbagai masalah (penyakit) yang seringkali terjadi ditengah-tengah masyarakat muslim ialah tidak memahami sebab-sebab seorang muslim itu menjadi kafir atau keluar dari kontek keislamannya (murtad). Sehingga dalam keadaan itu pula banyak yang tetap menganggap dirinya masih beriman atau masih dalam kategori muslim. Maka..! berdasarkan hal itu pulalah saya menuangkan pengetahuan yang ada untuk dijadikan pelajaran pula bagi orang lain.

Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu berkata :


" يوشك أن تنـزل عليكم حجارة من السماء، أقول : قال رسول الله ، وتقولون : قال أبو بكر وعمر".

“Aku khawatir bila kalian ditimpa hujan batu dari langit, karena aku mengatakan : “Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda”, tetapi kalian malah mengatakan : “Abu Bakar dan Umar berkata”.”

Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan : “Aku merasa heran pada orang-orang yang tahu tentang isnad hadits dan keshahehannya, tetapi mereka menjadikan pendapat Sufyan sebagai acuannya, padahal Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman :

]فليحذر الذين يخالفون عن أمره أن تصيبهم فتنة أو يصيبهم عذاب أليم[ 

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahNya takut akan ditimpa fitnah (ujian) atau ditimpa siksa yang pedih” (QS. An Nur, 63).

Tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan fitnah itu ? fitnah disitu maksudnya adalah syirik, bisa jadi apabila ia menolak sabda Nabi akan terjadi dalam hatinya kesesatan sehingga celakalah dia”.

Berangkat dari Firman Allah 'Azza wa lalla:

Diriwayatkan dari ‘Ady bin Hatim bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam membaca firman Allah Subhanahu wata’ala :

]اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون الله[ 

“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah…”(QS. Al Bara’ah, 31)

Maka saya berkata kepada beliau : “Sungguh kami tidaklah menyembah mereka”, beliau bersabda :

"أليس يحرمون ما أحل الله فتحرمونه، ويحلون ما حرم الله فتحلونه ؟ فقلت : بلى، قال : فتلك عبادتهم، رواه أحمد والترمذي وحسنه.

“Tidakkah mereka mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah, lalu kalian pun mengharamkanya dan tidakkah mereka itu menghalalkan apa yang diharamkan Allah, lalu kalian menghalalkannya ?”, Aku menjawab : ya, maka beliau bersabda : “itulah bentuk penyembahan kepada mereka.” (HR. Imam Ahmad dan At Tirmidzi dengan menyatakan hasan)

Kemudian Firman Alloh swt :

"Wahai AhIi kitab, janganlah kamu melampaui batas (yang telah ditentukan Allah) dalam agamamu, dan jnnganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar..." (An-Nisa': 171).

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari, tafsiran dari Ibnu Abbas radhiyallahtl 'anhuma mengenai firman Allah Ta`ala:

"Dan mereka (kaum Nabi Nuh) berkata: "Janganlah sekali-kalii kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu, dan (terutama) janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa; Yaghuts, Ya'uq maupun Nasr. " Ia mengatakan: "Ini adalah nama-nama orang shaIih dari kaum Nabi Nuh. Tatkala mereka meninggal, syaitan membisikkan kepada kaum mereka:'Dirikanlah patung-patung pada tempat yang pernah diadakan pertemuan di sana oleh mereka, dan namailah patung-patung itu dengan nama-nama mereka '. Orang-orang itu pun melaksanakan bisikan syaitan tersebut, tetapi patung-patung mereka ketika itu belum disembah. Hingga setelah orang-orang yang mendirikan patung itu meninggal dan ilmu agama dilupakan orang, barulah patung-patung tadi disembah. "

Ibnu-l-Qayyim mengatakan: "Banyak kalangan salaf yang berkata: 'Setelah mereka itu meninggal, orang-orang pun sering mendatangi kuburan mereka, lalu membikin patung-patung mereka; kemudian, setelah masa demi masa berlalu, akhimya disembahlah patung-patung tersebut.'"

Abu 'Abdillah: Muhammad bin Abu Bakr bin Ayyub bin Sa'd Az-Zur 'i Ad-Dimasyqi, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Seorang ulama besar dan tokoh gerakan da'wah Islamiyah; murid Syaikh Al-Islam ronu Taimiyah. Mempunyai banyak karya ilmiyah. Dilahirkan th. 691 H (1292 M) dan meninggal th.751 H (1350 M).

Diriwayatkan dari 'Umar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabha:

"Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ('lsa) putera Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah "'Abdullah wa Rasuluhu" (Hamba Allah dan Rasul-Nya)." (Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jauhilah oleh kamu sekalian sikap berlebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu. " Hadits riwayat Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma.

Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah shaIlallahu `alaihi wasallam bersabda: "Binasalah orang-orang yang berlebihan tindaknnnya. (Beliau sebutkan kalimat ini sampai tiga kali).

Kandungan bab ini:
Bahwa orang yang memahami bab ini akan jelas baginya keterasingan Islam; dan akan melihat betapa kuasa Allah itu untuk merubah hal manusia.

Mengetahui bahwa mula pertama syirik yang tejadi di muka bumi ini adalah karena sikap yang tidak benar terhadap orang-orang shalih dan peneriamaan dari para ulama.

Mengetahui apa yang pertama kali diperbuat orang-orang sehingga ajaran para Nabi menjadi berubah, dan apa faktor penyebabnya? padahal para nabi itu, sebagaimana diketahui, adalah utusan Allah ? yaitu diterimanya hal-hal bid'ah, padahal syari'at Ilahi dan fitrah murni manusia menolaknya.

Faktoryang menyebabkan itu semua adalah pencampuradukan antara al-haq dengan al-bathil. Adapun yang pertama, ialah:

• Rasa cinta kepada orang-orang shalih atau para ulama, 

• Sedang yang kedua, ialah: t'indakan yang dilakukan sejumlah orang berilmu dan beragama dengan maksud untuk suatu kebaikan, tetapi orang-orang yang dating sesudah mereka menduga bahwa apa yang mereka maksudkan bukanlah hal itu.

Tafsiran ayat dalam surat NUh.

• Ayat ini menunjukkan bahwa sikap yang berlebihan dan meiampui batas terhadap orang-orang shalih adalah penyebab terjadinya syirik dan ditinggalkannya tuntunan agama para nabi. 

• Watak manusia bahwa al-haq yang ada dalam dirinya bisa berkurang, sedangkan al-bathil malah bisa bertambah. 

• Bab ini mengandung suatu bukti bagi kebenaran pemyataan kaum Salaf bahwa bid'ah adalah penyebab kekafiran, dan lebih disenangi oleh Iblis daripada maksiat, karena maksiat masih bisa diampuni, sedangkan bid'ah tidak. 

• Syaitan mengetahui tentang dampak yang diakibatkan oleh bid'ah, sekalipun makud pelakunya adalah baik. 

• Mengetahui kaidah umum, yaitu bahwa sikap yang berlebihan dalam agama dilarang; dan mengetahui pula apa dampak yang diakibatkannya. 

• Bahaya dari perbuatan sering berdiam diri di kuburan dengan niat untuk suatu amal shalih. 

• Larangan adanya patung-patung, dan hikmah dalam pemusnahannya [untuk menjaga kemurnian tauhid dan mengikis kemusyrikan].

Kisah tentang kaum Nabi Nuh 'alaihissalam tersebut mengandung makna besar, dan diperlukan sekali, meskipun sudah dilalaikan. Hal yang paling mengherankan, bahwa mereka [ahli bid'ah] telah membaca kisah ini dalam kitab-kitab tafsir dan hadits, dan mengerti arti kalimatnya; tetapi Allah menutup hati mereka, sehingga mereka mempunyai keyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh 'alaihissalam adalah amal ibadah yang terbaik, maka mereka pun berkeyakinan bahwa apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya adalah kekafiran yang menghalalkan darah dan harta. 

Dinyatakan bahwa sikap kaum Nabi Nuh 'alaihissalam yang berlebihan terhadap orang-orang shalih tiada lain karena mengharapkan syafa'at mereka. Mereka menduga bahwa inilah maksud orang-orang berilmu yang mendirikan patung-patung itu. 

Pernyataan penting yang termuat dalam sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam: "Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ('lsa) putera Maryam...". Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada beliau, yang telah menyampaikan risalah dengan sebenar-benamya. 

Ketulusan hati beliau shallallahu 'alaihi wasallam pada kita dengan memperingatkan bahwa akan binasa orang-orang yang berlebihan tindakannya. 

Dinyatakan dalam kisah bahwa patung-patung itu baru disembah setelah ilmu(DIEN) dilupakan. Dengan demikian, dapat diketahui nilai keberadaan ilmu ini dan bahayanya apabila hilang. 

Bahwa sebab hilangnya ilmu adalah matinya para ulama.

KESIMPULAN :
MAKA DIANTARA FAKTOR YANG MENYEBABKAN MANUSIA MENJADI KAFIR YAITU SIKAP YANG BERLEBIHAN KEPADA ORANG-ORANG SHALIH & ULAMA.

Firman Alloh swt :
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sembahannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, QS.25.Al-furqon:43.

“Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu mereka akan menjawab: "Allah",

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.” QS.49.Al-Hujjurot:15.

TANYA …… DIMANA POSISI ANDA HARI INI..?.

sumber

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA