Menteri Kelautan
dan Perikanan Susi Pudjiastuti berseloroh bakal menghadiahkan Menteri
Perdagangan Rachmat Gobel baju jaring berbahan nilon. Ini sebagai bentuk protes
Susi lantaran impor nilon tetap dikenakan bea masuk 30 persen.
"Nanti kami kirim sama Pak Rahmat Gobel baju dari nilon jaring itu
pak," kata Susi disambut tawa dan tepuk tangan peserta Food Security Summit di Jakarta Convention Center, Jumat
(13/2).
Susi meminta Kementerian Perdagangan tak
mengenakan bea masuk impor nilon. Sebab, itu membuat harga jaring ikan menjadi
mahal, tak terjangkau nelayan miskin.
"Jadi jaring nelayan bayar bea masuk 30
persen," ucapnya.
Susi pernah mengungkapkan harga jaring ikan di
Indonesia termahal di kawasan regional. Nelayan Tanah Air yang kebanyakan hidup
miskin tak mampu membelinya.
"Harga jaring nelayan di Singapura saja
hanya seperempat harga jaring Indonesia."
Menurut Susi, nilon dikenakan bea masuk tinggi
lantaran dikategorikan sebagai tekstil harus diproteksi. Padahal ada perbedaan
antara nilon dan tekstil yang belum diketahui banyak orang.
Sebelum menjadi menteri, Susi mengaku pernah
berkeinginan membuat seragam pemerintah dari nilon, lantaran dianggap tekstil.
"Saya yakin ini karena ketidaktahuan.
Semestinya kita duduk bersama karena ini beban. Dulu saya ingin buat baju dari
nilon untuk pemerintah karena ini tekstil, silakan pakai. Tapi tidak sempat
karena sibuk dengan Susi Air," katanya.(merdeka/14/2/15)