By: Nandang Burhanudin
Pasca penembakan di kantor Charlie Hebdo, umat Islam Perancis
dan beberapa negara Eropa seperti Jerman, Inggris, Yunani mengalami masa
kritis. DR. Abdul Karim Bakkar, dalam wawancara Aljazeera Arab menegaskan,
"Pembela kejahatan adalah orang jahat. Pembela kedunguan adalah orang
dungu.
Membunuh 12 orang redaktur majalah yang menulis atau membuat karikatur
dungu, namun dampaknya dahsyat: mengancam wujud
eksistensi Islam di Eropa. Hari-hari sulit akan menyerang umat Islam di Eropa.
Para pelaku teror telah membuka kesempatan seluas-luasnya untuk Yahudi dan
seluruh kaum konservatif Eropa. Mereka menanti-nanti kesempatan, bagaimana bisa
meyakinkan bangsa Eropa bahwa setiap Muslim tak lebih dari bom waktu.
Ketahuilah. Sejak lama Eropa membuka pintu rumahnya, sekolahnya,
dan lingkup sosialnya kepada umat Islam yang lari menyelamatkan diri dari
kebengisan rezim penguasa -konon katanya- negeri Islam. Susah payah diterima
dan membayar pajak standar Eropa. Namun sekelompok manusia esktrimis,
radikalis, dan bodoh, sayangnya telah menutup celah. Mereka tidak mewakili
Islam. Mereka tak lebih dari wabah yang mematikan Islam dan pemeluknya.
Jika kita benar-benar mencintai Rasul. Apakah kartun atau filem
yang terindikasi menghina Rasul, mengurangi kemuliaan baginda? Sama sekali
tidak. Apalagi dibuat oleh manusia-manusia hina, namun masih bisa didakwahi
dengan bilhikmah walmauizhah alhasanah. Sadarkah kita, penghina Rasul
sebenarnya ada di jazirah Arabia, di negeri-negeri Muslim yang membantai ribuan
umat Islam di Rab'ah Al-Adawiyah, Ittihadiyah Mesir, dan yang memenjarakan
ulama-ulama yang mengkritisi kekuasaan absolut melebihi kekuasaan Allah Ta'ala.
Bahkan sedikit jujur, kita akan paham, bahwa penghina Rasul
hakiki adalah kita sendiri. Lebih cinta maksiat daripada taat. Lebih asyik
menjadi durjana, daripada menjadi Muslim berakhlak mulia. Jadi kawan, apa yang
terjadi di Perancis, targetnya sudah tercapai. Yang bertepuk tangan adalah
Yahudi Israel. Kasus Perancis membuat donatur Palestina di wilayah Eropa,
dibekukan. Tempat yang menjadi tujuan kaum Muslimin Sunni yang lari dari
kekejaman Syiah di Iran, Irak, Syiria, Libanon. Juga dari kebengisan penguasa
di Mesir, Saudi Arabia, Teluk, Maroko, Aljazair, kembali tertutup.
Lengkap sudah. Di negeir minoritas Muslim, dihabisi. Di negeri
Muslim sendiri dibantai dan dihabisi di balik jeruji. Di negeri demokrasi,
penguasanya dikuasai manusia tak berhati nurani. Hijrah ke Eropa dituduh biang
teroris. Tentu sebagai umat Islam kita tidah harus meminta maaf kepada
Perancis. Karena pada dasarnya, Perancis, Inggris, AS, Russia, Italia, Spanyol,
adalah mereka yang "memelihara" kaum radikalis.