Breaking News
Loading...
Senin, Januari 12, 2015

Info Post
Kantor Majalah Anti-Islam di Paris di Serang orang tak dikenal
Penembakan di Prancis terhadap sebuah kantor majalah mingguan satir ‘Charlie Hebdo’ pada Rabu (7/1/2015) lalu, mendapat kecaman dari berbagai pihak. Sedikitnya dua orang bersenjata menyerang kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, menewaskan setidaknya 11 orang dan melukai 10 orang, kata pihak berwenang Prancis.
BBC online (7/01) melaporkan para saksi mata mengatakan terjadi tembakan terus menerus ketika para penyerang mengeluarkan tembakan dengan senapan Kalashnikov.
“Dua pria berpenutup kepala memasuki gedung dengan Kalashnikov. Beberapa menit kemudian, kami mendengar banyak tembakan,” kata Benoit Bringer seperti dilaporkan televisi Prancis, Itele.

Kedua orang bersenjata kemudian terlihat melarikan diri dari kantor.
Pro Dan Kontra
Namun beberapa pihak memiliki pandangan lain, mengingat track record tindakan ‘Charlie Hebdo’ yang menghina Nabi Muhammad dalam kartun-kartunnya.
Majalah Prancis Charlie Hebdo paling rajin merilis karikatur anti-Islam.  Seperti yang diwartakan Republika (29/10/204), majalah ini pernah menggambarkan seorang Yahudi mendorong Nabi Muhammad di atas kursi roda. Di halaman ceritanya, Charlie Hebdo menggambarkan Nabi sedang telanjang.  Bahkan ada dialog dimana Nabi Muhammad mengatakan dirinya sendiri seorang Yahudi.
Charlie Hebdo juga menggambarkan Muslim sebagai pembunuh, suka memicu peperangan, orang-orang gila yang suka berteriak, membakar kedutaan, dan berbagai hinaan lainnya. Charlie Hebdo mengatakan Muslim lah yang akan memicu Perang Dunia III di muka bumi ini.
Pada edisi Charloe Hebdo ‘If Mohammed Comes Back’ atau ‘Si Mohammet Revenait’, media ini menggambarkan Nabi Muhammad dipenggal kepalanya oleh kelompok teroris ISIS. Karikatur ini menceritakan bahwa seandainya Nabi Muhammad kembali pun ke bumi ini, maka dia akan bernasib tragis dengan cara dipenggal oleh ISIS. Karikatur terakhir ini diterbitkan justru ketika umat Islam seluruh dunia sedang merayakan Idul Adha.
Isi konten Charlie Hebdo, bukan hanya diprotes oleh umat islam saja namun kelompok Kristen Prancis juga mengecam pelecehan Charlie Hebdo terhadap Nabi Muhammad.
“Orang yang mengecam penyerangan kantor Charlie Hebdo terkadang tidak melihat akar masalah kenapa penyerangan itu bisa terjadi. Kita sudah tahu bagaimana dulu dengan arogannya Charlie Hebdo memuat kartun yang menghina nabi Muhammad namun tidak mau meminta maaf atas tindakannya tersebut,” ujar pengamat media MU Salman seperti dikutip Islampos, Kamis (8/1/2014).
Lebih lanjut mantan wartawan media Islam terkemuka ini menegaskan, dalam ajaran Islam sudah tegas bagaimana sikap Islam terhadap para penghina nabi yaitu hukuman mati.
“Kalau dalam Islam sudah tegas bagaimana para penghina Islam dihukum seperti termaktub dalam surat Al-Maidah ayat 33 yang artinya sesungguhnya balasan orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan berbuat kerusakan di muka bumi adalah dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kakinya secara silang atau dibuang ditempat yang terpencil, ” jelas pria paruh baya ini.
Balasan Untuk Sang Penghina
Setiap ada aksi selalu ada reaksi. Penyerangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang, termasuk kartunis serta pemimpin redaksi majalah tersebut, adalah reaksi dari apa yang telah Charlie Hebdo lakukan.
“Setiap aksi selalu ada reaksi. Siapa menabur benih maka dia akan menuai hasil,” Tutup MU Salman.
Tahun 2006, Charlie Hebdo menyerang Islam dengan mempublikasikan kembali kartun satire Jyllands-Posten, sebuah koran Denmark, tentang Nabi Muhammad. Salah satu kartun, yang memicu protes seluruh umat Islam di dunia, memperlihatkan Nabi Muhammad dengan sorban dan bom di atasnya.
“Ada ancaman konstan sejak pemuatan karikatur Nabi Muhammad diterbitkan,” ujar Richard Malka, pengacara Charlie Hebdo, kepada RTL. “Kami hidup di bawah ancaman selama delapan tahun. Ada perlindungan, tapi tidak ada yang bisa dilakukan ketika orang-orang dengan Kalashnikov datang dan menembak.”
Malka terguncang, tapi tidak mengatakan; “Charlie Hebdo hanya membela kebebasan berekspresi. Cukup sederhana. Para wartawan dan kartunis harus membayar mahal untuk sesuatu yang sederhana.”
Tahun 2008, Pengadilan Prancis membebaskan Charlie Hebdo dari semua tuduhan menghina umat Islam lewat kartun Nabi Muhammad. Pengadilan beralasan, karikatur yang diterbitkan Charlie Hebdo bertujuan mengkritik ekstremis Islam, bukan seluruh komunitas Muslim di dunia.
Tahun 2011, Charlie Hebdo mengubah masthead untuk ‘Syariah Hebdo, dan menampilkan gambar Nabi Muhammad tertawa. Akibatnya, kantor majalah berusaha dibakar, dan pemerintah mengklaim tindakan itu dilakukan Muslim fundamentalis.
Stephane “Charb” Charbonnier, pemimpin redaksi Charlie Hebdo, adalah satu satu korban serangan brutal itu. Ia juga kartunis. Bersamanya, tiga kartunis lain menemui ajalnya dalam penembakan itu.
Selama tiga tahun terakhir, Charbonnier meminta pengawalnya mendapat pengawalan. Ia seolah tahu serangan bersenjata akan terjadi kapan saja.
Situs Charlie Hebdo juga di-hack pada tahun 2011. Tampilan depannya diganti dengan foto Mekkah dan tulisan Tiada Tuhan selain Allah.
Tahun 2012, kartikatur Charlie Hebdo memicu kritik keras banyak negara Muslim, dan memaksa pemerintah Prancis bereaksi.
Yang menjadi pertanyaan apakah dengan cara itu Charlie Hebdo hidup?
Tiras Charlie Hebdo kini tinggal 30 ribu per pekan, dan baru-baru ini manajemen majalah meminta sumbangan kepada para pembaca setianya agar bisa hidup lebih lama.
Inilah Catatan Serangan Charlie Hebdo terhadap Islam
Tahun 2006, Charlie Hebdo menyerang Islam dengan mempublikasikan kembali kartun satire Jyllands-Posten, sebuah koran Denmark, tentang Nabi Muhammad. Salah satu kartun, yang memicu protes seluruh umat Islam di dunia, memperlihatkan Nabi Muhammad dengan sorban dan bom di atasnya.
Tahun 2008, Pengadilan Prancis membebaskan Charlie Hebdo dari semua tuduhan menghina umat Islam lewat kartun Nabi Muhammad. Pengadilan beralasan, karikatur yang diterbitkan Charlie Hebdo bertujuan mengkritik ekstremis Islam, bukan seluruh komunitas Muslim di dunia.
Tahun 2011, Charlie Hebdo mengubah masthead untuk ‘Syariah Hebdo, dan menampilkan gambar Nabi Muhammad tertawa. Akibatnya, kantor majalah berusaha dibakar, dan pemerintah mengklaim tindakan itu dilakukan Muslim fundamentalis.
Stephane “Charb” Charbonnier, pemimpin redaksi Charlie Hebdo, adalah salah satu korban serangan itu. Ia juga kartunis. Bersamanya, tiga kartunis lain menemui ajalnya dalam penembakan itu.
Tahun 2012, kartikatur Charlie Hebdo memicu kritik keras banyak negara Muslim, dan memaksa pemerintah Prancis bereaksi.
Yang menjadi pertanyaan apakah dengan cara itu Charlie Hebdo hidup?

Tiras Charlie Hebdo kini tinggal 30 ribu per pekan, dan baru-baru ini manajemen majalah meminta sumbangan kepada para pembaca setianya agar bisa hidup lebih lama. [AF/ht/im/dakwahmedia]

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA