Surat Izin Manggung Belum Dibalas Presiden.Gagal Kumpulkan 4 Juta Fans OI
Jakarta - Penyanyi Iwan
Fals mulai jadi sasaran tembak. Gara-gara mendukung KPK, surat izin konser Iwan
belum disetujui Presiden Jokowi. Sontak, kal ini membuat fans Iwan kecewa
berat.
Iwan Fals berencana menggelar
konser bertajuk ‘Nyanyian Raya’ di 2015 ini. Dari konser ini, pelantun ‘Bento’
tersebut berharap bisa mengumpulkan penonton hingga empat juta penggemarnya.
Guna merealisasikan konser
itu, Iwan Fals sampai harus meminta izin langsung berupa surat permohonan
kepada Presiden Jokowi. Sayangnya, hingga kini belum ada surat balasan dari
Jokowi. Padahal Iwan mengaku sudah mengirim surat itu sejak 20 Desember 2014
lalu.
“Sampai sekarang beliau
belum membalas. Saya sangat menantikan balasannya buat merealisasikan acara
ini,” kata Iwan Fals, saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin
(26/1).
Menurut Iwan Fals, dirinya
merasa perlu untuk meminta izin langsung kepada Presiden Jokowi. Dengan adanya
persetujuan dari Presiden, maka Iwan Fals merasa lebih santai ketika akan
menggelar konser di mana pun di Indonesia.
“Kalau tempat di mana saja,
bisa di Cikampek, Monas atau di mana saja. Yang penting kan ada persetujuan
dari Presiden. Soalnya saya mau ada empat juta penonton yang menyaksikan. Kalau
bisa 200 juta penonton,” ujar pemilik nama asli Virgiawan Listianto itu.
“Konser ini juga sekaligus buat silahturahmi,” sambungnya.
Kendati suratnya hingga
kini belum ditanggapi oleh Presiden Jokowi, Iwan Fals tak mau berburuk sangka.
Ia sadar bahwa sebagai seorang Presiden, Jokowi sangat sibuk dengan segala
masalah bangsa yang sedang dihadapinya saat ini.
Jika impian Iwan Fals
tercapai, tentu akan menjadi rekor konser terbesar di Indonesia. “Saya berharap
ada jawaban. Tapi nggak apa-apa, mungkin baru 100 hari kerja awal masih demam
panggung. Apalagi sekarang masalah politik dan bencana alam juga lagi ramai,”
ucap musisi legendaris Indonesia itu.
Kabarnya, belum diresponnya
surat Iwan Fals lantaran dia terang-terangan mendukung KPK, yang sedang
berseteru dengan Polri menyusul penangkapan Wakil Ketua Bambang Widjojanto (BW)
oleh Bareskrim pada Jumat (23/1) lalu.
Bahkan, Iwan Fals punya
tanggapan sendiri mengenai perselisihan KPK dengan Polri yang sampai sekarang
masih terjadi. “Ini bukan cicak versus buaya lagi, tapi cicak versus kebun
binatang,” kata Iwan.
Sebagai musisi yang lagunya
suka menyindir pemerintah, Iwan Fals cukup prihatin dengan kondisi KPK saat
ini. Sebab dengan kasus seperti ini KPK tidak bisa bekerja secara maksimal memberantas
koruptor di Indonesia.
“Saya berterima kasih
kepada KPK mau memikirkan kita, mau menangkap koruptor. Walapun belum bisa
maksimal tapi sudah banyak uang yang sudah diselamatkan,” tuturnya.
Sebagai bentuk dukungan
kepada KPK, Iwan sempat mendatangi kantor KPK pada Minggu (25/1) sekitar pukul
21.38. Di sana, dia mengaku prihatin dengan pelemahan KPK sekarang ini.
“Ya, saya merasa prihatin
dengan peristiwa seperti ini, sebagai warga biasa saya merasa terbantu dengan
adanya KPK. Begitu ada seperti ini rasanya kok gelisah juga,” katanya di Gedung
KPK, Jakarta Selatan, Minggu (25/1) malam.
Walau dirinya prihatin
dengan kondisi KPK sekarang ini, namun Iwan enggan mengkritisi Presiden Jokowi.
Ia yakin Presiden punya alasan sendiri dengan caranya bersikap seperti
sekarang.
“Saya nggak khawatir karena
Jokowi saya pikir bukan anak-anak lagi. Tapi saya secara pribadi merasa
prihatin karena saya nonton televisi juga,” tutur dia.
Iwan berada di Gedung KPK
selama hampir 1 jam dan keluar pada pukul 22.39 WIB. Namun ia mengaku tidak
bertemu dengan Ketua KPK Abraham Samad, tidak pula dengan petinggi KPK lainnya.
Musisi yang baru-baru ini
merilis tembang berjudul ‘Koruptor dan Narkoba’ itu juga mengaku kaget dengan
masalah yang dialami BW. Ia berharap semua sangkaan terhadap pria yang akrab
disapa BW itu tidak benar, agar optimisme masyarakat terhadap KPK tidak pudar.
Lebih lanjut pria berusia
53 tahun itu pun optimis perselisihan KPK dan Polri bisa cepat terselesaikan.
Iwan tak mau dengan perselisihan KPK dan Polri malah membuat koruptor puas dan
bahagia.
“Kalau dua aparatur penegak
hukum itu gontok-gontokan, koruptor yang senang. Jadi secepatnya bisa
diselesaikan, duduk bareng dan menyelesaikan masalahnya,” kata Iwan Fals.
Atas kejadian ini, musisi
yang kerap mengkritisi pemerintahan Orde Baru itu terinspirasi dan berjanji
akan menulis sebuah lagu.? “Oh ya, saya akan nulis (lagu), sama seperti
wartawan juga nulis (berita). Saya membayangkan gimana rakyat biasa, seorang BW
saja bisa seperti itu,” ?tegas Iwan Fals.
Sementara itu, para fans
berat Iwan Fals atau OI (Orang Indonesia) mengaku kecewa berat saat mengetahui
surat izin konser sang pujaan belum direspon Presiden Jokowi.
Menurut mereka, konser tersebut sudah ditunggu-tunggu sejak awal tahun 2015.
“Sayang sekali kalau konsernya sampai batal. Padahal, itu kan bisa menjadi
konser pembuka Bang Iwan di tahun 2015 ini,” kata Ian (38), warga Ciledug, Tangerang
kepada Nonstop, kemarin.
Meski demikian, Ian mengaku
tak bisa berbuat apa-apa lantaran kewenangan tertinggi ada pada Presiden
Jokowi. “Ya, semoga aja Pak Presiden mau mengizinkan konser tersebut. Pasti
bakal banyak orang yang terhibur,” ujar dia.
Hal senada juga disampaikan
Yanto (40), penggemar lainnya. “Kalau bisa jangan sampai batal dan semoga
Presiden Jokowi bersedia mengizinkan Iwan Fals menggelar konser,” karta warga
Cempaka Putih, Jakarta Pusat ini.
Sejumlah Artis Dukung KPK
Kantor Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) makin ramai setelah adanya penangkapan Wakil KPK Bambang
Widjojanto. Tempat tersebut terus didatangi oleh masyarakat LSM yang berupaya
menjaga KPK agar tidak diserang Polri.
Selain aktivis, sempat
tampak Ki Kusumo bersama artis lain seperti Five Vi, Agus Leo dan Misye Arsita
mendatangi Gedung KPK untuk memberikan dukungan. Bersama ormas yang
dipimpinnya, Komando Pejuang Merah Putih (KPMP), Ki Kusumo berorasi mendukung
KPK memberantas korupsi di Indonesia. “Tolong tegakkan keadilan, berantas
korupsi dengan benar. Keinginan kami, berantas korupsi hingga ke akar-akarnya,”
tegasnya, di Kuningan, Jakarta.
Menurut Ki Kusumo, korupsi
itu seperti drakula penghisap darah rakyat. “Jadi biarkan hukum berbicara,
prosesnya biar tetap berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujarnya.
Mengenai penangkapan BW
oleh Polri, Ki Kusumo mengaku turut prihatin. “Saya melihat ada orang yang
mengambil sesuatu untuk kepentingan pribadi,” katanya.
Aktor sekaligus produser film ‘Calo-Calo Surga’ ini juga menyayangkan tindakan
Presiden Jokowi yang dinilainya kurang tegas. “Ini ada dua institusi besar
sedang berseteru, ya jangan dibiarkan. Nanti jadi sia-sia sudah suka cita kita,
Jangan buat negeri ini kacau balau,” ucapnya.
Ki Kusumo juga mengatakan,
jika perseteruan antara KPK dan Polri dibiarkan, Indonesia tidak akan
maju-maju. “Kita katanya mau maju, tapi dengan adanya perseteruan seperti ini
justru malah mundur. Ingat, hal seperti ini bukan kali pertama terjadi,”
tukasnya.
Sedangkan, artis seksi Five
Vi juga tak mau ketinggalan untuk menyuarakan aspirasinya. “Ini adalah badan
yang perlu kita dukung karena tugasnya memberantas korupsi. Korupsi itu berefek
pada masyarakat luas. Dengan berantas korupsi maka kita juga berantas
kemiskinan,” kata Five V.
Five Vi pun menegaskan,
tanpa KPK, negeri ini seperti tidak ada rem yang mengganjal praktik-praktik
korupsi. “Mana mungkin pejabat KPK ditangkap tanpa warning (peringatan, Red).
Apalagi itu kan kasus sebelum BW menjabat wakil ketua KPK. Ini tidak adil.
Semua warga negara kan berhak mendapat perlindungan dan peringatan sebelum
dituduh sebagai tersangka. Ini kok kaya teroris dicegat di jalan lalu ditarik
ujug-ujug,” jelas dia.
Five Vi menjelaskan aksinya
mendatangi KPK adalah upaya menyampaikan keprihatinannya atas upaya pelemahan
KPK. Pada 2012, Five Vi mengaku juga pernah melakukan aksi serupa di Gedung
KPK.(ADT/BHR/DED)