Walau publik sebenarnya sudah banyak yang
kecewa atas sikap Fadjroel Rachman saat ini. Namun kekecewaan itu semakin
bertambah bagi sebagianorang.
Karena sampai sekarang Fadjroel belum di kasih jabatan apa-apa oleh Jokowi.
Tidak sampai di situ saja, aspirasi Fadjroel yang selalu
menentang hukuman mati, akhirnya di anggap sepele oleh Jokowi. Sikap Jokowi
yang ‘ngotot’ mau berlakukan hukuman mati kepada terpidana pengedar Narkoba.
Sempat dikabari bahwa Jokowi minta restu dari ormas Nahdhatul Ulama dan
Muhammadiyah terkait hukuman mati tapi tidak minta pendapat Fadjroel Rachman.
Terkait
dengan semua itu Fadjroel pun sepertinya tidak berani menolak atas keputusan
hukuman dari Jokowi kepada pengedar narkoba. Diam dan takluk serta tak berdaya
pilihan yang di amini Fadjroel.
Dulu,
sebelum Fadjroel jadi bagian dari perjuangan Jokowi, ia adalah orang yang
begitu vokal menyuarakan anti hukuman mati. Bahkan beliau sempat menyatakan
hukuman mati adalah perbuatan Bar-bar. Baik melalui tulisan, diskusi, orasi dan
di berbagai macam tempat ia konsisten menolak hukuman mati.
‘Kita harus mencabut hak negara untuk menghukum mati manusia!
Kematian biarkanlah menjadi hak Tuhan, bukan hak negara dan manusia. Hak negara
dan manusia adalah mempertahankan hidup dan kehidupan, titik.’ Sebuah
tulisan artikel pengantar Fadjroel yang berjudul: “Merdeka dari Hukuman Mati”
Kini,
publik pun (mungkin) merasa aneh dengan diamnya Fadjroel ketika Jokowi mau
menghukum mati bandar narkoba. Apa Fadjroel sudah berubah prinsipnya ya?
Mungkin saja. Hal Ini membuat publik semakin (tambah) paham siapa Fadjroel
sejatinya. Silahkan baca artikel Fadjroel tentang: “Merdeka dari Hukuman Mati”, disini.
Yang lebih
menghebohkan lagi, Fadjroel juga sempat mengatakan akan membela orang yang akan
di hukum mati dengan cara datang ke Komnas HAM. Baca disini.
Tapi semua
hanya masa lalu Fadjroel saja yang juga di nilai sebagai pencitraan saja oleh
orang tertentu. Fadjreol kritis kepada pemerintahan sebelum Jokowi itu hanya
pencitraan bukan ketulusan. Memang kini faktanya Fadjroel bukanlah yang dulu
lagi.
Walau
belum dapat jatah kursi kekuasaan, seperti: jabatan Dirut PLN. Padahal publik
tahu, Fadjroel adalah orang yang aktif merespon isu atau masalah kelistrikan.
(Baca, Fadjroel Tak Jadi Dirut PLN,
Netizen kecewa)
Walau di
masa kampanye Pilpres 2014 dulu Fadjroel adalah orang yang dijadikan ‘corong’
untuk berdebat bela Jokowi. Fajdroel kini harus sabar, karena belum dijadikan
Jubir resmi Presiden Jokowi.
Walau
Fadjroel di label sebagai ‘aktivis gagal’, toh.. ia (sekarang) masih setia
menjadi ‘toa’ pemerintah Jokowi. Tidak tahu sampai kapan kesetiaan Fadjroel
bisa bertahan diatas sikap Jokowi yang ‘menyepelekan’ posisi dirinya.
[syafrida/silontong]