sumber foto |
JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengaku kaget atas pernyataan
mengenai Ahmadiyah yang dinilai tidak menodai agama. Hal ini berkaitan
dengan pernyataan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen
Bimas Islam) Kementerian Agama Machasin yang mengungkapkan Ahmadiyah itu
tidak bermaksud menodai agama Islam.
"Astaghfirullah! Kok dia bisa mengatakan hal tersebut?" ungkap Wakil Sekretaris Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pimpinan Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Luhfie Hakim. (Baca: Ahmadiyah Tidak Menodai Islam, MUI: Komentar Itu Sesat dan Menyesatkan)
Menurut Luthfie, Ahmadiyah jelas-jelas telah menodai agama Islam. Karena, kata Luhfie, aliran ini membawa nama 'Islam'. Jika aliran ini tidak membawa nama 'Islam' mungkin tidak akan menjadi masalah.
Dalam Islam, ujar Luthfie, Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir. Luthfie menjelaskan, tidak ada lagi Nabi terakhir selain Muhammad SAW. Sedangkan, ucap Luthfie, Ahmadiyah mengaku ada nabi lain setelah Rasulullah SAW. "Ini jelas-jelas menodai agama Islam," tutur Luthfie saat dihubungi Republika Online (ROL) pada Ahad (23/11). Luthfie memaparkan, jika tidak ingin disebut 'menodai agama', Ahmadiyah harus membuat agama sendiri tanpa membawa nama 'Islam'.
Selain
itu, yang membuat Ahmadiyah dianggap Menodai Agama Islam karena mereka
telah mengajak umat Islam lain. Alasan inilah yang membuat Islam dalam
keadaan bahaya. Menurutnya, jika Ahmadiyah tidak mengajak umat lain
mungkin tidak akan perlakuan yang demikian.
"Kalau tidak menyebarkan, iya gak apa-apa," ujarnya. Namun nyatanya, ujar Luthfie, Ahmadiyah melakukan penyebaran kepada umat Islam yang lain. (ROL)
"Kalau tidak menyebarkan, iya gak apa-apa," ujarnya. Namun nyatanya, ujar Luthfie, Ahmadiyah melakukan penyebaran kepada umat Islam yang lain. (ROL)