JAKARTA - Tim Advokasi Prabowo-Hatta, Habiburokhman menilai calon presiden Jokowi alias Joko Widodo arogan karena tidak memenuhi panggilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pihaknya pun menyesalkan dengan sikap Jokowi tersebut.
"Setelah tiga kali dipanggil Bawaslu terkait dugaan kampanye di luar jadwal, ternyata Capres nomor urut dua Jokowi tak juga hadir ke Bawaslu. Sikap Jokowi ini patut disesalkan karen dikategorikan sikap arogan," kata Habib di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Jumat (6/6/2014).
Habib menuturkan, Jokowi seharusnya paham bahwa tugas Bawaslu untuk menegakkan hukum dalam Pemilu. Menurutnya, sangatlah penting Jokowi bersikap kooperatif dengan hadir daan memberikaan keterangan.
"Sebagai pihak terlapor, justru keterangan dari Jokowi merupakan unsur terpenting dalam pengusutan kasus tersebut," ujarnya.
Lebih jauh, Habib mengatakan, kehadiran Jokowi tidak bisa diwakilkan kepada siapapun termasuk kepada kuasa hukumnya. Karena menurutnya, Jokowi sendiri yang paham apa yang dia maksud dengan ajakan memilih nomor dua saat berpidati di ruang rapat pleno KPU.
"Hal ini mirip dengan keterangan seorang tersangka yang juga tidak bisa diwakilkan kepada siapapun," ucapnya.
Habib menilai, sikap Jokowi ini berbeda dengan sikap pasangan Prabowo-Hatta yang menyempatkan diri hadir ke Bawaslu dan memberikan keterangan yang diminta.
Menurutnya, Prabowo-Hatta sadar sebagai pasangan Capres-Cawapres untuk memberikan contoh yang baik kepada masyarakat untuk menghormati institusi negara seperti Bawasli.
"Jokowi tidak bisa berdalih tidak bisa hadir ke Bawaslu karena kesibukan kampanye di luar Jakarta. Jika memang Jokowi punya niat baik memenuhi panggilan Bawaslu, maka lokasi pemanggilannya bisa disesuaikan dengan lokasi kota tempat Jokowi berkampanye," katanya.
Tribunnews