Breaking News
Loading...
Selasa, Desember 30, 2014

Info Post

Dua minggu setelah dilantik, heboh betul kabinet kerja Jokowi. Menteri-menteri seperti mengikuti sebuah kompetisi membuat program untuk rakyat.
Menteri tenaga kerja menggebrak dengan jurus memanjat pagar untuk membebaskan para valon tenaga kerja yang terdzolimi sebelum dikirim ke luar negeri. Puluhan wartawan bayaran pun mengabadikan drama pembebasan TKI di tempat penampungannya yang tidak manusiawi itu.
Menteri kelautan dan perikanan punya cara yang berbeda. Dengan tato di kaki dan rokoknya, menteri ini kerap membuat aksi dan statement mengejutkan. Salah satunya menenggelamkan kapal penangkap ikan ilegal milik nelayan asing di perairan nasional.
Tiga perahu kelas teri pun disiapkan sebagai sasaran tembak beberapa kapal perang. Puluhan wartawan bayaran diminta menulis perahu itu dengan kata "kapal".
Menteri pendidikan dasar menengah tak kalah latah. Mantan rektor Universitas Patamadina itu secara mengejutkan membatalkan penerapan kurikulum pendidikan 2013 bagi sekolah yang belum menerapkan 3 semester. Selanjutnya sekolah kembali ke kurikulum 2006.
Walau banyak pro kontra, langkah menteri itu tidak surut. Kebijakan jalan terus. Malah sekarang menghapus ujian nasional pula, diganti dengan evaluasi nasional.
Menteri sosial tak kalah lebay. Mensos membuat pernyataan siap mengalokasikan dana Rp 6 triliun untuk mencetak kartu sakti gagasan Jokowi. Belakangan ide kartu sakti itu mentah karena tidak punya dasar hukum.
Menteri BUMN juga tak kalah hebatnya. Setelah mengusulkan penjualan gedung kantor kementerian BUMN dengan alasan efisiensi, sang menteri juga mengusulkan orang-orang asing dibolehkan menjadi direksi BUMN.
Itulah berita-berita heboh dari kabinet kerja dalam dua minggu pertama masa jabatan mereka. Penuh kejutan dan memberi harapan.
Setelah dua minggu, berita dari kabinet Jokowi didominasi sentimen negatif. Punlik mulai mempertanyakan, apa program kerja Jokowi untuk menyejahterakan rakyat.
Apa program untuk mendongkrak nilai tukar rupiah yang kian jatuh. Apa program Jokowi untuk mendorong kemandirian pangan, industri dan energi dalam negeri, serta bagaimana komitmen Jokowi teehadap pemberantasan korupsi, penegakan HAM dan politik luar negeri dan dalam negeri.
Seakan sadar dengan sentimen publik yang semakin negatif dengan turunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah, Jokowi sekarang tampil dengan agenda setting sebagai tokoh opera sabun dengan membuat aksi-aksi yang menarik sebagai kemasan berita namun tidak menyelesaikan masalahnya sendiri.
Tampaknya langkah ini hanya bisa menahan kegalauan masyarakat sementara saja. Perlahan tapi pasti, beban hidup yang tinggi akibat pencabutan subsidi akan membuat rakyat berhitung untung dan rugi punya pemimpin bernama Jokowi.
Semakin mendekati 100 hari pertama pemerintahan, kabinet Jokowi belum berhasil menciptakan program kerja yang membawa harapan perbaikan. Yang ada adalah kabinet hangat-hangat tahi ayam. Hangatnya cuma sebentar. Setelah itu tinggal baunya saja.

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA