Dua minggu setelah dilantik, heboh betul
kabinet kerja Jokowi. Menteri-menteri seperti mengikuti sebuah kompetisi
membuat program untuk rakyat.
Menteri tenaga kerja menggebrak dengan jurus
memanjat pagar untuk membebaskan
para valon tenaga kerja yang terdzolimi sebelum dikirim ke luar negeri. Puluhan
wartawan bayaran pun mengabadikan drama pembebasan TKI di tempat penampungannya
yang tidak manusiawi itu.
Menteri kelautan dan perikanan punya cara
yang berbeda. Dengan tato di kaki dan rokoknya, menteri ini kerap membuat aksi
dan statement mengejutkan. Salah satunya menenggelamkan kapal penangkap ikan
ilegal milik nelayan asing di perairan nasional.
Tiga perahu kelas teri pun disiapkan sebagai sasaran tembak beberapa kapal perang. Puluhan wartawan bayaran diminta menulis perahu itu dengan kata "kapal".
Tiga perahu kelas teri pun disiapkan sebagai sasaran tembak beberapa kapal perang. Puluhan wartawan bayaran diminta menulis perahu itu dengan kata "kapal".
Menteri pendidikan dasar menengah tak kalah
latah. Mantan rektor Universitas
Patamadina itu secara mengejutkan membatalkan penerapan kurikulum
pendidikan 2013 bagi sekolah yang belum menerapkan 3 semester. Selanjutnya
sekolah kembali ke kurikulum 2006.
Walau banyak pro kontra, langkah menteri itu
tidak surut. Kebijakan jalan terus. Malah sekarang menghapus ujian nasional
pula, diganti dengan evaluasi nasional.
Menteri sosial tak kalah lebay. Mensos membuat pernyataan siap mengalokasikan dana Rp 6 triliun untuk mencetak kartu sakti gagasan Jokowi. Belakangan ide kartu sakti itu mentah karena tidak punya dasar hukum.
Menteri sosial tak kalah lebay. Mensos membuat pernyataan siap mengalokasikan dana Rp 6 triliun untuk mencetak kartu sakti gagasan Jokowi. Belakangan ide kartu sakti itu mentah karena tidak punya dasar hukum.
Menteri BUMN juga tak kalah hebatnya. Setelah
mengusulkan penjualan gedung kantor kementerian BUMN dengan alasan efisiensi,
sang menteri juga mengusulkan orang-orang asing dibolehkan menjadi direksi BUMN.
Itulah berita-berita heboh dari kabinet kerja
dalam dua minggu pertama masa jabatan mereka. Penuh kejutan dan memberi harapan.
Setelah dua minggu, berita dari kabinet
Jokowi didominasi sentimen negatif. Punlik mulai mempertanyakan, apa program
kerja Jokowi untuk menyejahterakan rakyat.
Apa
program untuk mendongkrak nilai tukar rupiah yang kian jatuh. Apa program
Jokowi untuk mendorong kemandirian pangan, industri dan energi dalam negeri,
serta bagaimana komitmen Jokowi teehadap pemberantasan korupsi, penegakan HAM
dan politik luar negeri dan dalam negeri.
Seakan sadar dengan sentimen publik yang
semakin negatif dengan turunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja
pemerintah, Jokowi sekarang tampil dengan agenda setting sebagai tokoh opera
sabun dengan membuat aksi-aksi yang menarik sebagai kemasan berita namun tidak
menyelesaikan masalahnya sendiri.
Tampaknya langkah ini hanya bisa menahan
kegalauan masyarakat sementara saja. Perlahan tapi pasti, beban hidup yang
tinggi akibat pencabutan subsidi akan membuat rakyat berhitung untung dan rugi
punya pemimpin bernama Jokowi.
Semakin mendekati 100 hari pertama pemerintahan,
kabinet Jokowi belum berhasil menciptakan program kerja yang membawa harapan
perbaikan. Yang ada adalah kabinet hangat-hangat tahi ayam. Hangatnya cuma
sebentar. Setelah itu tinggal baunya saja.