Breaking News
Loading...
Sabtu, November 01, 2014

Info Post
Oleh: Junaedi Putra

Saya minta maaf karena kali ini ana sudah tidak bisa lagi diam melihat mulut busuk Syabab Hizbut Tahrir Indonesia. Terpaksa saya ikut berkomentar untuk menyanggah ucapan Titok yang mungkin akalnya sedang bermasalah.


Titok Priastomo wrote:
Jika benar ikhwanul muslimin ingin mendirikan negara Islam (dikit demi dikit), maka kasus Mesir adalah pelajaran penting, bahwa sebuah gerakan politik yang ingin menegakkan pemerintahan Islam yg stabil wajib mencari backup dukungan (thalabun nushrah) dari para pemilik kekuatan (ahlul quwwah) dengan mengkontak dan membina kesadaran mereka, agar mereka bisa mendedikasikan kekuatan yang mereka...
Maka Saya (Junaedi Putra) Katakan:
Jika memang Hizbut Tahrir masih memiliki akal maka pasti mereka akan menghantam assisi dengan hantaman yang paling keras atas segala pembantaiannya.

Jika memang hizbut tahrir masih memiliki akal maka mereka pasti melakukannya, mana mungkin al hafidz seperti mursi tidak selamat dari lisan keji mereka sementara assisi yg jelas2 membunuhi orang2 yg sedang sholat dibiarkan begitu saja?

Jika memang hizbut tahrir masih memiliki akal maka mereka pasti malu berkampanye diatas bangkai kaum muslimin.

Jika memang hizbut tahriri masih memiliki akal tentu mereka tidak akan bersikap pengecut dengan menghapus tulisan2 fitnah dari situs resmi mereka sendiri untuk menghapus barang bukti.

Jika memang hizbut tahrir masih memiliki akal, jika saja mereka memiliki akal tentu akan baik bagi mereka. dan jika mereka benar2 memilikinya semoga mereka menggunakannya.

Berapa jendral yang perlu kalian miliki untuk menegakkan negara Islam yang kalian maksud? 

berapa jumlah masa yang perlu kalian miliki untuk menegakkan negara Islam yang kalian maksud? 

maka silakan lihat kondisi mesir. mampukah kalian menggerakan masa sebesar itu? 

Lihatlah jendral2 yang terpaksa dipenjara karena berpihak kepada mursi, sanggupkah kalian mengumpulkan jendral sebanyak itu?


Wahai pemimpi. tolong sadar dan bangunlah. ini sudah perang. kalian masih aja sibuk dengan angan-angan kosong kalian.

Jangankan kalian yang lemah dan tidak dianggap sedikitpun di mesir, harokah dakwah sebesar IM pun dilawan oleh militer, bagaimana mungkin militer dengan ikhlash memberikan kekuasaannya kepada kalian?

Kalian katakan bahwa tholabun nushroh itu untuk menjaga agar perubahan terkontrol? coba tolong buktikan satu saja militer bodoh yang mau menyerahkan kekuasaannyab kepada harokah yang tidka menggenapkan dan tidak pula mengganjilkan seperti kalian. coba berikan contoh satu saja.

Pikiran sempit kalian hanya pandai menuntut, kalian pikir baru jadi presiden mesir lantas sudah cukup kekuatan untuk menegakkan khilafah?

Khilafah itu butuh persiapan bukan sekadar teriakan sumbang kalian. jadi ketika semua persiapan itu dilakukan, pahamilah kondisi orang lain. apakah kalian bisa menjamin jika kalian memegang kekuasaan tidak akan ada kudeta? 

Sungguh angan-angan kalian membuatku tidak habis pikir, kok ada orang seperti kalian yang bertindak dengan dasar angan-angan?


Coba gunakan pikiran kalian, bahkan kader IM yang begitu besarpun masih dilawan oleh militer apalagi kalian yang tidak menggenapkan dan tidak pula mengganjilkan? 

mana mungkin kekuatan kafir tinggal diam?


Kalian menjanjikan hal yang muluk2 kepada umat islam, namun kalian tidak pernah bisa membuktikan sedikitpun bahwa kalian bisa dipercaya untuk memegang kekuasaan.

Jika kemampuan kalian hanya dalam propaganda dan komentar, maka tolong arahkan saja moncong kalian untuk nmenyarang musuh islam, mana simpati kalian kepada Mursi? apa yang bisa kalian lakukan selain bergembira dengan jatuhnya mursi dengan ucapan kalian "tuh kan saya bilang juga apa"?

Wahai orang yang masih memiliki akal, berhentilah menggunting dalam lipatan. kalian sebut fitnah dan hujatan itu nasihat? 

ketika mursi menjadi presiden kalian sebut beliau antek amerika, fir'aun berjenggot, dan semue ucapan buruk kalian.


Ketika Mursi dikudeta dan IM diserang habis2an, kalian malah berkata "tuh kan, udah kami bilang demokrasi itu kufur" lantas ketika Mursi naik, kenapa kalian justru mengatakan "kemenangan pemilu bukan kemenangan dakwah"?

Jika kalian katakan bahwa kemenangan pemilu bukanlah kemenangan dakwah, lantas mengapa kalian menganggap kudeta adalah kegagalan dakwah?

Tenang sajalah kalian, toh yahudi tidak akan mengusik lisan dan toa kalian itu. santai saja, dan nikmatilah perjuangan IM. jadilah komentator yang baik. atau matilah bersama kedengkian kalian itu.

Titok Priastomo: baik Saya dudukkan masalah terlebih dahulu.

1. Tholabun nusroh bukanlah kewajiban syari'at yang disepakati oleh jumhur ulama. Dan itu sifatnya ijtihadi. Jadi status ini hanya menunjukkan betapa anda bersemangat membela hizbut Tahrir tanpa mau melihat permasalahan sebenarnya.

2. Kalaupun pendapat yg mengatakan bahwa tholabun nusroh itu wajib, maka wajibnya tidak ada bentuk bakunya. Apakah harus dengan menyebarluaskannya atau tidak. Karena fakta membuktikan justru Ikhwanul Muslimin (IM) telah melakukan tholabun nusroh dalam kondisi yang sebenar2nya. Rabu (31/07/13) dalam konteks perkembangan teralhir tentang Mesir, Jendral Abdul Fattah as-Sisi, Menteri Pertahanan dan Komandan Kudeta Militer Mesir, melakukan memberhentikan 20 lebih perwira dari berbagai pangkat, paling tinggi Brigjen dan rendah kapten.

Beberapa aktivsi saling berbagi informasi di jejaring sosial bahwa as-Sisi sekarang melewati kondisi psikologis yang buruk. Ia menjadi gugup dan berurusan dengan berbagai perwira. Dia bersikap keras kepada perwira. Para perwira yang dibebastugaskan oleh Jenderal as-Sisi adalah mereka yang menolak kudeta militer dan melihat akibat dari kudeta militer.

Sekarang jawab pertanyaan saya, berapa banyak petinggi militer yang sudah kalian tholabunnusrohi? Apakah lebih dari jumlah petinggi militer yang harus dipenjara karena membela mursi? Dari sisi ini saja sudah terbukti bahwa klaim kalian hanya omong kosong belaka, dan ketika kalian baru sibuk dalam tataran konsep, maka ikhwan sudah jauh meninggalkan kalian dalam realita.

3. Fakta menunjukkan bahwa penegakkan syari'ah dan khilafah bagi Ikhwan bukanlah sesuatu yang hanya digembargemborkan apalagi jadi isu utama, melainkan menjadi hal yang langsung dipraktekkan dengan mempersiapkan seluruh persiapan dan kekuatan menuju kesana.


Jadi, membandingkan HT dengan IM dalam penegakkan khilafah bagi ana sangat tidak relevan, bagaimana mungkin bisa dibandingkan teriakan dengan penegakkan? Lebih dari itu menyamakan HT dengan IM dalam penegakkan khilafah merupakan PENGHINAAN. Karena IM bukanlah gerakan yang suka menggunting dalam lipatan, apalagi berkampanye diatas gelimangan jasad para syuhada seperti yang dilakukan oleh HT.

4. Dan ini yang perlu Saya ingatkan bahwa proses penegakkan daulah Islam bukanlah masalah qoth'i dalam syari'ah. karena definisi negara Islampun masih diperselisihkan oleh para ulama.

Hanya orang berhati sempitlah yang yang hanya membela pendapat hizbnya (organisasi/partainya) lalu menegasikan pendapat para ulama yang lain. dan oleh sebab itu bagi sebagian orang mesir memang masih negara kafir, dan perlu didirikan negara islam.

Namun bagi mayoritas kaum muslimin Mesir adalah negara Islam sejak dulu hanya saja hukum syari'ah perlu dimasukkan dalam setiap undang2 agar al qur'an dan hadits benar2 menjadi dasar bagi pergerakan negara tersebut. Hal ini penting dipahami karena jika hanya karena hukum syari'ah belum sempurna diterapkan lantas negara tersebut dihukumi darul kufr, maka bagaimana dengan arab saudi? Tidak mungkin orang yang berakal mengatakan bahwa makkah dan madinah itu merupakan bagian dari darul kufr.

Dan memaksakan pendapat hizbnya sendiri untuk menegasikan pendapat mayoritas kaum muslimin adalah tindakan yang terlalu gegabah dan menunjukkan ashobiyah yang terlalu akut.

5. Sekarang begini, jika sekalipun Mesir kalian anggap negara kafir yang dengannya lalu negara islam harus ditegakkan, maka proses penegakkannya pun bukanlah perkara yg qoth'i dalam islam. Apakah harus begini apakah harus begitu, tidak ada nash qoth'i yang mengatur hal itu. Bahkan tidak ada satupun kaum muslimin yang bersepakat bahwa dalam urusan cara perang dan bentuk pemerintahan termasuk sunnah rasul yang wajib diikuti.

Bentuk pemerintahan boleh berganti yang harus dijalankan adalah syari'at islam berjalan dengan baik. Peperangan boleh dengan cara apapun selama dibenarkan oleh syari'at dan memerangi orang yang memerangi islam adalah wajib hukumnya.

Maka memaksakan opini minoritas hizb kepada mayoritas kaum muslimin adalah kebodohan yang nyata.

6. Terakhir. Saya ingin mengetuk hati kalian semua wahai syabab (pemuda/aktivis) HT dimanapun kalian berada. as-sisi telah membunuhi begitu banyak kaum muslimin yang sedang melakukan shalat, mana suara kalian? kenapa hampir tidak terdengar seperti hujatan kalian kepada al hafidz Mursi? Apakah kalian anggap sang penghafal al qur'an itu lebih hina dibandingkan orang yang telah membantai kaum muslimin yang sedang sholat? Lantas kenapa kalian malah lebih suka menghujat dan memfitnah al hafidz Mursi?

Dimana akal kalian? Bahkan kalian dengan bangganya berkampanya memajukan amir (ketua/tokoh/qiyadah) kalian dan memuji2nya diatas gelimpangan jasad para syuhada tanpa sedikitpun simpati? Dimana hati kalian? Berhentilah menipu umat Islam dengan retorika busuk kalian. Sesungguhnya umat ini tidak terlalu bodoh untuk membedakan mana MUJAHID dan mana MUNAFIQ.

Ingatlah bahwa di akhirat kelak seluruh ucapan dan perbuatan kalian akan dihisab, tidakkah kalian meyakini itu sebagaimana kaum muslimin meyakininya?

NB (Suaranews): 

Dalam Sirah Nabawiyah, tidak pernah Rasulullah Saw melakukan Tholabun Nushrah kepada sesuatu yang lebih kuat untuk mengemban dakwah Islam. Rasulullah Saw hanya melakukan Tholabun Nushrah untuk melindungi para sahabatnya dari serangan kaum Quraisy. Bukan untuk bertujuan membuat negara Islam.


Karena itu Syaikh Muhammad Al Ghadban berkata "Sering kali gerakan Islam tidak memperoleh kemenangan dalam pertempuran-pertempurannya justru ketika dia tidak mampu lagi mengendalikan aktivisnya."

Pengendalian kekuatan itu bukan berdasarkan bersandar pada militer atau si pemilik kekuatan. Tetapi berdasarkan kedisiplinan setiap aktivis atau kader terhadap perintah organisasinya.

Melakukan peperangan itu semudah membalikan tangan, dan itu solusi paling akhir dari sebuah organisasi. Bukan solusi utama!

Karena itu, kembali Syaikh Muhammad Al Ghadban mengatakan "Kenyataannya, disiplin dalam menahan tangan dari pertempuran adalah jauh lebih sulit daripada mengarahkan dan mendorong untuk bertempur."

Kemenangan Islam bukanlah karena bersandar pada si pemilik kekuatan tetapi kepada kekuatan umat islam sendiri. Sebagaimana kemenangan terbesar menurut Abu Bakar ra, adalah ketika tidak melalui peperangan tidak saling beradu kuat sama kuatnya, tetapi kepada sebuah perjanjian.

Abu Bakar ra. berkata "Tidak ada satu pun kemenangan dalam Islam yang lebih besar dari kemenangan di Hudaibiyah. Akan tetapi, orang-orang di waktu itu berpikir pendek sehingga tidak mengetahui pembicaraan yang terjadi antara Muhammad dan Tuhannya. Orang-orang di waktu itu tergesa-gesa, sedangkan Allah tidak tergesa-gesa seperti yang dilakukan hamba-hamba-Nya, sehingga segala sesuatu mencapai target yang dikehendaki-Nya."

Imam az-Zuhri rahimahullah juga mengatakan " Tidak pernah ada suatu kemenangan dalam Islam segemilang kemenangan di Hudaibiyah. Peperangan hanyalah akan mengakibatkan pergesekan di antara sesama manusia."

Bisa jadi dalam Hizbut Tahrir tidak diajarkan bahwa setiap muslim adalah para tentara bagi agamanya. Karena itu, seorang muslim apalagi qiyadah/pemimpin sebuah organisasi Islam tidak pantas meminta tolong apalagi "mengemis" kekuasaan dengan melakukan Tholabun Nushrah pada si pemilik kekuatan. Ini sangat merendahkan Islam, dan menghina kekuatan Islam.

Karena demi Allah kekuatan lain pendukung revolusi selain umat Islam sendiri tidak akan mampu berhasil dalam mencapai tujuan kemuliaan Islam. Sebagaimana Hizbut Tahrir yang hingga kini belum mendapatkan kekuasaan apapun lantaran mereka hanya mengandalkan kekuatan lain yang mereka anggap lebih kuat dari organisasi mereka. Sungguh Hizbut Tahrir adalah golongan lemah, yang hanya bersandar pada kekuatan mahluk yang mereka kira lebih kuat.

Padahal siapakah si pemilik kekuatan itu yang sebenarnya? Mereka adalah orang-orang beriman yang memang selalu senantiasa menjadi para tentara sukarelawan umat Islam jika memang dibutuhkan. Dan mereka lebih kuat, karena kematian adalah tujuan utamanya.

Karena itu sekali lagi Syaikh Muhammad Al Ghadban mengatakan "Adapun revolusi yang mengandalkan modalnya pada tentara pinjaman dari negara-negara lain, ia takkan bisa berhasil"

Sebagaimana Hizbut Tahrir yang mereka hanya mengandalkan kekuatan asing agar bisa memuluskan jalan mereka, dan mereka tidak mempunyai kekuatan mereka sendiri. Maka para aktivis Hizbut Tahrir hidup dalam negara-negara pengasingan. Mereka tidak memperoleh kemenangan selain hanya menanggung malu, tetapi sayangnya aktivis Hizbut Tahrir memang telah mati rasa malunya. Padahal malu adalah sebagian dari Iman.

"Setiap revolusi yang tidak memiliki tempat bertolak, yang dapat mengantarnya sampai ke perbatasan wilayah musuh, pada akhirnya para aktivisnya akan berubah menjadi para pengungsi politik yang hidup di negeri pengasingan." (Syaikh Muhammad Al Ghadban)

Jadi tujuan revolusi bukanlah untuk menakut-nakuti dan membunuh demi menakut-nakuti dan pembunuhan itu sendiri. Sekali lagi, tujuan revolusi adalah melenyapkan kezhaliman dan penindasan dari mereka yang terpenjara demi mempertahankan aqidah, pikiran, dan hal-hal yang mereka sucikan. Manakalah tujuan itu telah tercapai, revolusi harus berhenti. (Syaikh Muhammad Al Ghadban)

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA