Jakarta - MetroTV kembali menyajikan berita yang tendesius dan terkesan
menyebarkan paham Islamophobia atau anti Islam.
Media online metrotvnews
menyajikan berita dengan judul "Anggota ISIS Gemar Berkumpul di
Mesjid".
Media pendukung Joko-Kalla ini
bukan kali ini saja menyebar opini anti Islam. Dulu mereka pernah menyerang
Rohis sekolah sebagai sarang kaderisasi teroris.
Komen negatif bermunculan dari
berita tersebut. Salah satunya dari Budi Santoso yang menyebut pemilihan judul
yang tendensius itu bernuansa Sarkasme.
Saya akan coba menjelaskan
pesan tersirat dari berita metrotvnews.com ini:
Kalo anda ngeliat ada orang yg
senengnya nongkrong n kumpul-kumpul di masjid, maka patut dicurigai sbg anggota
ISIS (apalagi kalo didiri orang tsb melekat ciri khas Islam
Ekstrem/Radikal/Garis Keras/Fundamental/Puritan (serta ungkapan2 ‘wow’ lainnya)
seperti jenggotan, celana cingkrang, kalo yang cewek jilbabnya lebar2/cadaran,
maka harus sangat lebih dicurigai sekali banget).
Jadi hemat kata supaya anda2 ga
dituduh anggota/simpatisan ISIS maka jarang-jaranglah pergi ke masjid, atau
kalo bisa gausah sama sekali. Biar aman
Gitu kan maksudnya
metrotvnews.com? hebat..hebat…!
(y)
ayok dilanjut ‘goreng’
isunya..... ;)
#Sarcasm
Berikut link beritanya yang memuat pernyataan Wakin Menteri Agama yang
menghimbau pengurus mesjid agar waspada dan antisipatif.
Anggota ISIS Gemar Berkumpul di
Masjid
Metrotvnews.com, Jakarta: Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengimbau
masyarakat untuk memperketat penjagaan masjid di wilayah mereka. Soalnya, kuat
dugaan masjid menjadi salah satu tempat berkumpulnya anggota Negara Islam Irak
dan Suriah (ISIS).
"Tempat yang harus petama dijaga itu masjid. Saya minta kepada pengurus
masjid kalau ada gejala baru yang ditampilkan jemaah harus segera
ditindak," kata Nasaruddin dalam Diskusi The Nusa Institute, 'Warning
ISIS: Antara Ideologi Agama vs Gerakan Politik Global' di Kementerian Agama,
Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014).
Nasarudding tak menampik masjid menjadi tempat ideal bagi kelompok Islam
radikal untuk berkumpul. Juga berkegiatan. "Karena masjid itu tempat yang
paling strategis, berada di tengah umat, dan gratis lagi," terang
Nasaruddin.
Warga harus pasang mata dan telinga bila ada jemaah baru di masjid. Apalagi
mereka bekelompok. Nasaruddin mengatakan, warga berhak menindak kalau ternyata
mereka berbuat menyimpang. "Karena masjid milik lingkungan sekitar,"
terang Nasaruddin.
Menurut Nasaruddin, ada benang merah antara kelompok radikal dengan
globalisasi. Terorisme lahir dari arus globalisasi. "Liberalisme adalah
anak kandung globalisme yang melahirkan teroris. Mereka adalah sekelompok
masyarakat yang kecewa dengan mengklaim diri mereka benar," jelas dia. (Ich)
Berita terkait:
Sumber: intriknews