Sungguh kecewa waktu dengar Jusuf Kalla (Pak JK) berencana balik lagi masuk politik. Karena setahu saya, waktu kalah di pemilu tahun 2009, Pak JK teguh dan legowo menyatakan ingin pulang kampung dan bangun masjid di kampungnya, Makassar, Sulawesi Selatan. Bukan hanya rencana, Pak JK malah sudah bener-bener pulang kampung waktu itu.
Ini beberapa berita yang saya baca waktu itu :
- Tempo : Pagi Ini, Jusuf Kalla Pulang Kampung
- Viva News : Inilah Kantor Baru Jusuf Kalla di Makassar
Habis baca berita-berita itu, rasa hormat saya pada Pak JK membesar. Jarang politisi kawakan mampu legowo menerima kekalahan dan memutuskan pulang kampung juga bangun masjid seperti Pak JK. Sejujurnya, saya sudah cukup muak melihat kandidat capres/cawapres yang itu-itu saja tiap pemilu.
Calonnya kalau tidak Megawati, Ical, Prabowo, Wiranto, Jusuf Kalla, ketemunya SBY lagi. Bosen kali lihat muka yang itu-itu terus. Apa tidak ada calon lain? Calon muda, wajah baru, yang fresh maksudnya. Pasti sebenarnya banyak kan, hanya saja para politisi tua ini kadang-kadang egois, maunya maju lagi.. maju lagi terus-terusan, nggak bosen-bosen kalah.
Coba tengok deh, Wiranto. Sudah berapa kali dia kalah, tapi masih niat maju terus. Pantang mundur kali mantan tangan kanannya Pak Harto yang satu ini.
Saya berkata alhamdulillah tahun 2014 ini Pak SBY sudah nggak bisa maju lagi. Tapi kalau presiden bisa maju lebih dari 2 kali, saya yakin SBY masih mau maju lagi. Untungnya aturan mainnya maksimal 2 kali.
Justru saya dulu respek sekali sama Pak JK pas dia bilang mau pulang kampung dan bangun masjid setelah kalah di pemilu 2009. Saya melihat langkah Pak JK itu sebagai contoh yang harus ditiru oleh para politisi tua lainnya, memberikan kesempatan pada yang muda-muda. Harusnya, langkah Pak JK ditiru oleh Ical, Megawati, Wiranto dan Prabowo.
Coba lihat sekarang, kita sudah punya calon-calon muda, fresh, menggebrak seperti Jokowi, Ahok, Ahmad Heriawan dan banyak nama lain yang kurang dikasi kesempatan saja, padahal sebenarnya banyak sekali wajah baru, muda yang potensial untuk pimpin Indonesia.
PDIP lebih cerdas. Megawati yang sudah umuran 67 tahun tidak maju lagi. Saya respek. PDIP mencalonkan Jokowi yang baru berusia 53 tahun. Fresh, muda, menggebrak.
Coba tengok Golkar masih menjagokan Ical yang umurnya sudah 68 tahun. Hanura jagokan Wiranto yang umurnya sudah 67 tahun. Gerindra masih saja jagokan Prabowo, penjahat HAM yang juga sudah uzur, 63 tahun.
Yang bikin saya lebih kaget dan shock, kok tiba-tiba Pak JK yang katanya pulang kampung, berkantor di Kalla Tower setinggi 15 lantai, berniat bangun masjid, sekarang malah mau ikutan lagi di 2014?
Usianya Pak JK juga sudah uzur, 72 tahun brooh. Kalau memang Pak JK bener akan maju lagi, pastinya jadi capres/cawapres tertua dong diantara lainnya.
Kecewa berat sama Pak JK yang saya pikir bisa mencontohkan regenerasi politik dengan memutuskan pulang kampung habis kalah di 2009. Nyatanya, Pak JK masih silau juga sama kursi panas politik. Batal deh bangun masjid. Mendingan hidup di Istana Negara kali yah.
Huftt.. Sampai kapan orang-orang tua ini mau terus rebutan kursi panas? Apa harus dihalangi oleh kematian dulu baru bisa terjadi regenerasi politik di Indonesia?
Pantas saja pemerintahan kita selalu sulit mengikuti perkembangan jaman. Tokoh-tokohnya saja sudah uzur semua. Cara pandangnya terhadap situasi kan pasti beda jauh sama tokoh-tokoh muda yang fresh.
Lebih kaget lagi, Pak JK katanya mau pasangan sama Jokowi. Ini lebih lucu lagi. Jokowinya jadi capres. Pak JK jadi cawapresnya. Seperti ngoyo banget kan ya. Pak JK 2004 – 2009 jadi wapres. Pemilu 2009 kerja kursi presiden gagal. Bilang mau pulang kampung dan bangun masjid saja. Eee, tahu-tahu pergi lagi dari kampung ke Ibukota buat ikutan lagi pemilu 2014. Sebagai cawapres pula. Macam asal dapat jabatan saja ini awak yo.
Kecewa deh sama Pak JK. Hilang respek ke Pak JK. Hilang minat ikutan pemilu 2014 kalau isinya masing dominan orang-orang tua. Saya mendambakan datangnya jaman dimana setiap pemilu diisi kandidat muda, fresh dan menggebrak, bukan muka-muka keriput berpikiran kolot dan konservatif.