Pernyataan Wakil Presiden, Jusuf Kalla tentang pemutaran
kaset mengaji dan pengeras suara masjid mengganggu mendapatkan dukungan dari
organisasi islam Hizbut Tahri Indonesia. Melalui juru bicaranya, Muhammad
Ismail Yusanto, dengan mengatakan pernyataan tersebut ditujukan agar umat Islam
lebih memperhatikan lingkungan sosial.
“Ini efek sosial yang rasional dipahami dan untuk
diperhatikan oleh muslim umumnya dan pengurus masjid khususnya,” kata Ismail
kutip serambiminang.com dari CNNIndonesia,
Selasa (9/6).
Menurut Ismail, pengajian dengan menggunakan rekaman
seperti kaset atau VCD bisa berpotensi mengganggu masyarakat sekitar yang butuh
istirahat cukup, khususnya pada bulan Ramadhan nanti.
“Umat Islam pada bulan Ramadhan nanti butuh istirahat
cukup karena mesti bangun sahur di pagi hari. Tidur lelap dengan mendengar
suara bising seperti itu tentunya bisa sangat mengganggu,” kata Ismail.
Ini menjadi terlihat aneh, kelompok yang mengaku berjuang menegakkan Syariat Islam Dukung Pernyataan Wapres JK, Pengeras Suara Masjid Mengganggu.
Ismail juga mengatakan pernyataan JK tersebut mestinya
tidak diresapi sebagai larangan atas syiar agama. Pengurus masjid harus bisa
bijaksana dengan memahaminya sebagai dampak sosial. Terutama, katanya, karena
di bulan Ramadhan suka ada masjid yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah
‘umpan papan’ atau tidak kenal waktu.
Kemesraan ini, janganlah cepat berlalu... uuuuhhh,,, lalalala,,, |
“Mengaji sampai larut malam dan keras-keras. Jangankan
yang non-muslim, saya saja yang muslim merasa sangat terganggu,” ujar dia
Ismail.
Namun Ismail menilai pemerintah tidak perlu sampai
meminta fatwa dari Majelis Ulama Indonesia mengenai imbauan larangan pengajian
yang menggangu. Menurutnya, imbauan sudah tepat untuk mengingatkan kepada
pengurus mesjid agar lebih memperhatikan waktu melakukan syiar dengan
menggunakan pengeras suara dan rekaman. (Baca: Pengeras Suara Masjid
Mengganggu, Jusuf Kalla Minta MUI Keluarkan Fatwa)