Breaking News
Loading...
Sabtu, Februari 21, 2015

Info Post
POSO – Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih Komjen Pol Badrodin Haiti (BH) sebagai calon Kapolri ternyata mendapat respon negatif dari aktivis Islam dan warga Muslim Poso. (Baca: Presiden Jokowi Akhirnya Batal Lantik BG & Pilih Badrodin Haiti Jadi Calon Kapolri)
Abdul Fatah (nama samaran), salah satu aktivis Islam Poso mengungkapkan bahwa pria yang kini masih menjabat sebagai Wakapolri itu telah banyak melakukan pelanggaran HAM berat saat terjadinya konflik di Poso pada akhir tahun 2006 sampai awal tahun 2007 yang mengakibatkan puluhan warga Muslim meninggal dunia. (Baca: Tolak Badrodin Haiti Calon Kapolri Pilihan Jokowi Sang Pembantai Muslim Poso!!)
“Banyak pelanggaran HAM yang dia lakukan sewaktu menjabat Kapolda Sulteng (masa tugas tahun 2006 sampai 2008 –red), terutama saat malam lebaran 2006. Seorang teman ana yang tertembak dan akan dibawa ke RS sempat dipersulit oleh polisi hingga dia menghembuskan nafas terakhir dalam perjalannya menuju RS,” kata Fatah melalui pesan singkat kepada Panjimas.com pada Jum’at (20/2/2015).
Lebih lanjut, Fatah menambahkan bahwa banyak dari warga Muslim Poso yang ditangkap secara membabi buta dan keji lantaran ditubuh terlibat jaringan teroris. Warga yang ditangkap itu kemudian disiksa dan bahkan ada yang terluka, namun tidak segera dibawa ke Rumah Sakit (RS) dan justru dibiarkan begitu saja hingga meninggal dunia.
“Tragedi 22 Januari yang mengakibatkan 13 orang ikhwan meninggal dan puluhan warga yang ditangkap. Bahkan ada beberapa korban yang terkena tembak di bagian dada yang masih hidup dibiarkan sampai mati. Lebih ironis lagi, korbannya itu tubuh mereka disayat-disayat dengan sangkur dan tulang-tulangnya patah,” jelasnya. [Panjimas.com]

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA