Anakku, ketahuilah. Zaman yang
dirimu alami saat ini adalah zaman penuh tipu daya.
Anakku ...
Walau pembohong, mencla-mencle, plin-plan, kini bisa jadi memimpin sebuah negeri. Tapi dirimu jangan pernah meniru menjadi pembohong!
Walau pembohong, mencla-mencle, plin-plan, kini bisa jadi memimpin sebuah negeri. Tapi dirimu jangan pernah meniru menjadi pembohong!
Anakku ...
Walau pengkhianat agama, pelelang asset negara, dan penjual martabat bangsa bisa jadi pemimpin. Tapi dirimu jangan pernah bercita-cita menjadi pengkhianat.
Walau pengkhianat agama, pelelang asset negara, dan penjual martabat bangsa bisa jadi pemimpin. Tapi dirimu jangan pernah bercita-cita menjadi pengkhianat.
Anakku ...
Walau manusia-manusia bejat dan laknat banyak tampil di TV-TV dan media. Tapi
dirimu jangan pernah bercita-cita menjadi bejat dan laknat.
Anakku, memang di zamanmu kecil
saat ini, kamu lihat ada wanita bertato yang tak lulus SMP bisa jadi menteri.
Jangan tiru tato, rokok, dan sekolahnya yang tak lulus SMP ya. Sebab pemimpin
itu sepatutnya menjadi nasihat bukan musibah.
Anakku, memang di zamanmu kecil
saat ini, kamu lihat yang jahat-jahat bisa melenggang kangkung bebas tak
terjerat hukum. Jangan ikuti perilaku bejat dan jahat mereka ya. Sebab pemimpin
itu harus jadi rahmat bukan laknat.
Anakku, tetaplah berilmu setinggi mungkin. Lalu berbudi sebaik mungkin. Lalu berbakti hingga amal baikmu membuat keluarga, orangtua, karib kerabat yang sudah wafat merasakan kegembiraan di akhirat.
By: Nandang Burhanudin