Breaking News
Loading...
Sabtu, Maret 15, 2014

Info Post
SERIES INFORMASI JATAYU
Saya harus angkat topi buat analisa DS sang pengamat intelejen yang dihormati dilingkungan dephan; menyambung diskusi para bintang yang sebelumnya saya buat statusnya.

Megawati kalau mau main cantik harusnya mengumumkan pencapreskan jokowi dalam pekan ini paling lambat; atau semua keahlian mangemen marketing yang dimiliki team sukses PDIP; tidak akan ada gunanya.

Megawati sekarang menjadi manager seorang Jokowi; ada asas saling memanfaatkan dalam hubungan tersebut.

Semua bilang jokowi adalah capres PDIP; iya itu benar, tapi ada semacam test case yang sedang dimainkan oleh sosok Megawati

Megawati ingin menjadikan jokowi pengumpul suara buat PDIP lewat label pencapresan nya.

Megawati memberi kebebasan dan kepastian kepada seorang jokowi untuk berekspresi sekuat tenaga untuk mengumpulkan suara yang banyak buat PDIP.

Demi mengumpulkan suara yang banyak pada pemilu legislatif nanti.

DS mengatakan; saya melihat Megawati akan mencapreskan jokowi bukan karena adanya tekanan golput dari pendukung PDIP apabila tidak mencapreskan jokowi secepatnya.

Megawati memahami taktik berpolitik.

Terserah persepsi kalian; saya (DS) yakin megawati sedang memainkan lakon dirinya yang baik yang demokratis dan mendengar aspirasi anak buah.

Padahal SEBENARNYA kenyataan yang ada adalah semua hitungan akan terjadi pada pemilu legislatif.

Megawati sedang menantang team projo di elite PDIP untuk membuktikan omongannya; dengan target suara 30 persen pada pemilu legislatif yang akan diperoleh PDIP dan pantaslah; megawati sedang memanageri seorang jokowi dengan standar ukur 30 persen suara yang akan diperoleh oleh PDIP (dengan hitungan jokowi di capreskan).

Publik tidak ada yang mencoba berpikir ke depannya; pada pilpres minimal partai harus punya standar ukur mendapatkan suara 30 persen (maksimal) kalau mau mengajukan pasangan capres sendiri dan itu hitungan nya pun tergantung situasi perpolitikan dan dorongan koalisi yang mengemuka.

Publik belum berpikir sampai kesana; karena kampanye saja belum dimulai tapi sosok megawati sudah berpikir kesana; logika nya dapatkan 30 persen itu baru bisa pikirkan pilpres bagaimana dan nilai 30 persen itu menjadi beban target team projo dilapangan.

Lalu kalau hitungannya kurang; berarti PDIP harus berkoalisi dengan partai lain; dalam koalisi itu jokowi tetap menjadi capres?  eit.... tunggu hitungan politiknya terlebih dahulu; bisa saja menjadi wapres dari capres partai lain dan kalo terpenuhi 30 persen? megawati menurut saya (DS;red) juga punya hitungan politik tersendiri; bisa dengan memberi kursi buat salah satu anaknya menjadi wapres nya jokowi atau megawati tetap mengambil keuntungan atas marketing politik yang berhasil dengan tetap maju menjadi capres dan jokowi wapres atas dasar memenuhi aspirasi bangsa dan negara (bahasa retorika). 

Yang namanya manager pemasaran; bicara berkorban dulu atau rugi sedikit tentu adalah hal yang biasa, kunci nya toh di jumlah suara 30 persen itu dan situasi perpolitikan perkoalisian.

Megawati tidak mungkin mempertahankan diam nya dirinya dengan tidak mengumumkan jokowi; lalu partainya yang sedang bertempur jadi pada berkelahi sendiri sendiri, maka jalan keluarnya megawati harus mampu melihat dengan jeli dan menjalankan semuanya dengan cantik termasuk hitungan-hitungan peluang mendapatkan suara 30 persen (dan kesolidan partai) siapa yang tidak mau?

Megawati pasti mau dan paham hitungannya.

Memajukan jokowi menjadi capres PDIP demi mendulang suara 30 persen itu; dan untuk hitung-hitung sebenarnya TUNGGU hasilnya dulu berhasil tidak? PDIP memperoleh suara 30 persen dalam pemilu legislatif dan itu menjadi tantangan buat jokowi dan team suksesnya.

Kalau gagal?; sadarlah pada hitung-hitungan politik megawati seperti yang disebutkan diatas tadi.

Siapa yang sedang dimanfaatkan dan memanfaatkan siapa?

politik

-bang dw-

komunitas pohon kersen spesial

#sektor17
Dedi Wahyudi

hitungan 'nyata' sebenarnya justru
-

_____

LIKE and SHARE

.......... BACA SELANJUTNYA